Pemilihan presiden merupakan momentum krusial bagi suatu negara, di mana visi dan program calon pemimpin menjadi penentu arah pembangunan ke depan. Di tengah dinamika yang tak henti dalam politik nasional, sektor pangan dan pertanian memegang peranan sentral yang tidak boleh disepelekan, Badan Pusat Statistik mencatat, kontribusi sektor pertanian mencapai 12,40% terhadap produk domestik bruto (PDB) berdasarkan harga berlaku (ADHB). Pada Pemilihan Presiden 2024, sektor ini muncul sebagai fokus utama dalam platform para calon presiden dan wakil presiden yang bersaing.
Pentingnya ketersediaan pangan yang cukup, akses terhadap makanan yang sehat, serta keberlanjutan produksi pertanian tidak hanya menjadi kebutuhan pokok masyarakat, tetapi juga menjadi poin krusial dalam visi pembangunan nasional. Tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, dengan visi yang beragam, membawa pendekatan yang berbeda terkait peningkatan sektor pangan dan pertanian.
Dengan memahami setiap visi yang diusung, kita dapat meraih gambaran lebih jelas tentang kemungkinan arah pembangunan sektor vital ini dalam lima tahun ke depan, serta potensi dampaknya terhadap kesejahteraan petani dan keberlanjutan pangan nasional.
Visi Masing-Masing Pasangan
Visi pembangunan pangan dan pertanian dari tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud. Meskipun memiliki tujuan yang sama untuk memperbaiki sektor ini, masing-masing pasangan calon membawa visi yang memiliki sorotan dan pendekatan yang berbeda.
Pasangan Anies-Muhaimin menempatkan kemandirian pangan, ketahanan energi, dan kedaulatan air sebagai inti utama dari visi mereka. Mereka berkomitmen untuk memastikan ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau melalui langkah-langkah seperti kemandirian pangan, ketahanan energi, dan pengelolaan air yang berkelanjutan.
Di sisi lain, Pasangan Prabowo-Gibran menggarisbawahi pentingnya swasembada pangan, energi, dan air. Melalui program food estate dan strategi intensifikasi pertanian, mereka bertujuan untuk mencapai swasembada pangan dengan fokus pada komoditas tertentu seperti padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.
Sementara itu, Pasangan Ganjar-Mahfud mengarahkan perhatian mereka pada kedaulatan pangan yang berkualitas, murah, stabil, dan terdiversifikasi. Dengan penekanan pada kearifan lokal dan pembangunan industri pangan dalam negeri, mereka berupaya memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dengan menciptakan nilai tambah dari hasil pertanian.
Fokus Utama dan Perbedaan Pendekatan
Masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden menegaskan fokusnya terhadap sektor pangan dan pertanian dengan berbagai pendekatan yang mencerminkan visi mereka.
Pasangan Anies-Muhaimin memprioritaskan kemandirian pangan sebagai landasan utama. Mereka berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui langkah-langkah konkret seperti keberlanjutan energi, kedaulatan air, serta pengembangan produksi pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
Di sisi lain, Pasangan Prabowo-Gibran menekankan konsep swasembada pangan yang melibatkan produksi dalam skala besar melalui program food estate. Dengan fokus pada beberapa komoditas utama, mereka berusaha untuk mencapai swasembada pangan dengan intensifikasi pertanian dan investasi besar dalam infrastruktur.