Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

6 Dampak Negatif Pupuk Kimia Anorganik: Cara Merusak Tanah yang Jarang Disadari

18 Desember 2023   19:30 Diperbarui: 19 Desember 2023   01:25 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu efek paling langsung dari pupuk kimia adalah degradasi nutrisi tanah. Meskipun awalnya memberikan "serbuk ajaib" bagi tanaman, penggunaan jangka panjang pupuk kimia menyebabkan tanah kehilangan kapasitasnya untuk menyediakan nutrisi esensial seperti nitrogen, fosfor, dan kalium secara alami.

Pertanian yang bergantung secara signifikan pada pupuk kimia cenderung membuat tanah menjadi "tergantung" pada suplemen eksternal, mengurangi kemampuannya untuk menyediakan nutrisi tanaman secara mandiri.

Mikroorganisme tanah seperti bakteri, fungi, dan protozoa adalah "pekerja keras" yang membantu menguraikan bahan organik dan memberikan nutrisi penting bagi tanaman. Sayangnya, pupuk kimia yang berlebihan dapat membunuh atau mengurangi jumlah dan keragaman mikroorganisme ini.

Gangguan terhadap ekosistem mikroba tanah memengaruhi siklus nutrisi, memperparah penurunan kesuburan tanah. Keseimbangan yang terganggu ini berkontribusi pada penurunan kekuatan tanah dalam mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.

2. Kompaksi Tanah dan Drainase Buruk

Pupuk kimia, meski memberikan manfaat dalam pertumbuhan tanaman, juga terkait dengan dampak fisik pada struktur tanah yang sering diabaikan: kompaksi tanah yang dapat mempengaruhi sistem drainase alami.

Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan bisa menjadi pemicu terjadinya kompaksi tanah. Ketika tanah terus-menerus dipasok dengan nutrisi yang berlebihan, akar tanaman cenderung berkembang lebih dekat dengan permukaan tanah, meningkatkan tekanan pada lapisan permukaan tanah. Hal ini memicu pembentukan tanah yang padat dan lebih keras, yang dikenal sebagai kompaksi.

Kompaksi tanah dapat menjadi musuh utama sistem drainase alami tanah. Struktur tanah yang padat dan keras mengurangi ruang pori di antara butir-butir tanah, sehingga air sulit menyerap ke dalam tanah. Akibatnya, air hujan cenderung mengalir di permukaan tanah daripada meresap ke dalam, meningkatkan risiko erosi dan hilangnya nutrisi tanah yang larut dalam air.

Drainase yang buruk juga berarti bahwa akar tanaman tidak dapat mengakses air dan nutrisi yang diperlukan dengan baik. Tanaman menjadi rentan terhadap kekeringan atau kelebihan air, mengurangi kemampuan mereka untuk tumbuh secara optimal.

3. Kehilangan Biodiversitas Tanah

Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan telah menjadi faktor utama dalam menurunkan keberagaman hayati di dalam tanah, mengakibatkan perubahan serius dalam ekosistem tanah yang mendasari kelangsungan hidup tanaman dan organisme lainnya.

Pupuk kimia cenderung memberikan efek selektif terhadap organisme tanah. Penggunaan yang berlebihan dapat menjadi racun bagi beberapa mikroorganisme yang penting dalam siklus nutrisi tanah. Bakteri, fungi, dan invertebrata tanah yang biasanya berperan dalam dekomposisi bahan organik serta siklus nutrisi, terpengaruh secara signifikan oleh konsentrasi tinggi bahan kimia dalam pupuk.

Keberagaman mikroorganisme ini secara langsung terhubung dengan keseimbangan ekosistem tanah. Penurunan jumlah atau keragaman spesies dapat mengganggu proses alami di dalam tanah, memicu dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun