Manchester City mengukir sejarah yang tak terlupakan dalam musim 2022/2023 dengan meraih gelar juara Liga Champions setelah mengalahkan Inter Milan di final yang seru. Pertandingan pamungkas antara Manchester City dan Inter Milan berlangsung di Ataturk Olympic Stadium, Turki, pada Sabtu (11/6).Â
Final Liga Champions mempertemukan Manchester City dan Inter Milan di Ataturk Olympic Stadium, Turki, pada Sabtu (11/6). The Citizens menampilkan dominasi mereka sejak awal pertandingan.
Di babak pertama, Manchester City mengendalikan permainan dan menciptakan tekanan yang signifikan pada pasukan Pep Guardiola. Namun, Inter Milan berhasil meredam tekanan tersebut dengan pertahanan yang kokoh. Skor tetap 0-0 hingga babak pertama berakhir.
Setelah jeda, Manchester City akhirnya berhasil memecah kebuntuan pada menit ke-68. Rodri melepaskan sepakan terukur yang menggetarkan jala Andro Onana, menjadikan skor menjadi 1-0 untuk Manchester City. Keunggulan ini berhasil dipertahankan hingga akhir pertandingan.
Dengan kemenangan ini, Manchester City memastikan gelar juara Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Prestasi terbaik mereka sebelumnya adalah menjadi runner-up di musim 2020/2021, ketika mereka kalah 0-1 dari Chelsea di final.
Tidak hanya itu, gelar ini juga membuat Manchester City meraih treble winner dalam musim ini. Mereka sebelumnya telah mengamankan gelar Liga Inggris dan Piala FA di musim ini. Dengan pencapaian ini, Manchester City menjadi tim kedua di Inggris yang berhasil meraih treble winner, menyamai prestasi rival sekotanya, Manchester United, pada musim 1998/1999.
Pep Guardiola, seorang pelatih yang diakui kepiawaiannya dalam mengelola tim, telah menghadapi tantangan besar dalam meraih gelar Liga Champions sejak bergabung dengan Manchester City. Meskipun berhasil meraih kesuksesan di kompetisi domestik, seperti Premier League dan Piala FA, kegagalan dalam meraih gelar Liga Champions telah menjadi bayang-bayang yang menghantuinya.
Sebelumnya, ketika melatih Bayern Muenchen, Guardiola juga menghadapi kegagalan serupa di panggung Liga Champions. Meskipun meraih dominasi di liga domestik Jerman, gelar Liga Champions selalu terlepas dari genggamannya. Begitu dekat namun begitu jauh, Guardiola tidak mampu mempersembahkan trofi yang sangat didambakan itu kepada klubnya.
Beberapa spekulasi muncul untuk menjelaskan mengapa Guardiola terus gagal dalam meraih Liga Champions. Salah satu teori yang sering disebutkan adalah adanya kutukan yang melekat pada dirinya. Diyakini oleh beberapa pihak bahwa dukun-dukun dari Afrika telah mengutuk Guardiola, menghalangi kesuksesannya dalam kompetisi ini.
saya sebagai orang yang tidak percaya akan hal itu. Faktanya memang, meraih gelar Liga Champions tidaklah mudah. Kompetisi ini menuntut kualitas yang sangat tinggi, baik dari segi taktik, kekuatan fisik, mentalitas, dan sedikit faktor keberuntungan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perjalanan sebuah tim dalam kompetisi ini, termasuk keputusan wasit, cedera pemain, dan kekuatan tim-tim lawan yang tangguh.