Echo chamber adalah fenomena di mana pengguna media sosial cenderung berkumpul dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pandangan politik serupa.Â
Hal ini dapat mengakibatkan terbatasnya paparan terhadap perspektif yang beragam, dan memperkuat keyakinan dan sikap yang ada.
Dalam konteks politik, efek filter bubble dan echo chamber dapat menguatkan pemilih dalam penilaian mereka terhadap calon presiden berdasarkan akun media sosial yang mereka ikuti.
Peran Akun Media Sosial Calon Presiden dalam Penilaian Masyarakat
Mencerminkan citra dan kepribadian calon
Akun media sosial calon presiden sering kali menjadi wadah untuk memperlihatkan citra dan kepribadian mereka kepada masyarakat.Â
Melalui postingan, foto, video, dan interaksi dengan pengikut, calon presiden dapat menciptakan gambaran tentang diri mereka sendiri.Â
Mereka dapat menampilkan kepribadian yang menarik, keahlian, dan kualitas kepemimpinan yang ingin mereka proyeksikan kepada pemilih.
Membangun hubungan emosional antara calon dan pemilih
Dalam dunia politik, membangun hubungan emosional dengan pemilih sangat penting. Akun media sosial memungkinkan calon presiden untuk berinteraksi secara langsung dengan pemilih mereka.Â
Melalui komentar, pesan pribadi, atau tanggapan atas pertanyaan pengikut, calon dapat menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu-isu yang dihadapi oleh pemilih.Â
Hal ini dapat memicu emosi seperti kepercayaan, harapan, atau rasa memiliki yang mengarah pada ikatan emosional antara calon dan pemilih.
Menampilkan pandangan politik dan agenda calon
Akun media sosial calon presiden juga digunakan untuk menyampaikan pandangan politik dan agenda mereka kepada masyarakat.Â
Mereka dapat membagikan posisi mereka tentang isu-isu utama, merespons peristiwa penting, atau mengungkapkan komitmen mereka terhadap masalah tertentu.Â