Pernahkah kamu melihat sebuah iklan di media sosial yang menampilkan seorang influencer dengan produk tertentu? Mungkin saja influencer itu telah membayar produk tersebut dengan "eksposur" atau "konten" yang mereka buat. Tapi apakah benar-benar layak untuk membayar produk dengan eksposur?Â
Baru-baru ini ada seorang influencer yang viral di media sosial saat dia mengatakan dalam sebuah podcast karena ingin membayar makanannya dengan exposure.Â
Influencer tersebut memiliki jutaan pengikut di Instagram dan subscriber di platform media sosial lainnya. Namun, rencananya untuk membayar makanannya dengan eksposur tidak mendapat sambutan yang baik, baik dari pemilik restoran. Hal ini menimbulkan pertanyaan yang relevan: apakah benar-benar layak untuk membayar produk atau layanan dengan exposure?
Sebagai pemilik bisnis, meskipun banyak yang skeptis terhadap praktik produk dibayar konten, ada beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari praktik ini.Â
Pertama, produk dibayar konten dapat meningkatkan eksposur produk yang diiklankan. Dengan memanfaatkan pengaruh influencer dan pengikut mereka, produk yang dipromosikan dapat mencapai lebih banyak orang daripada jika hanya menggunakan metode iklan tradisional.
Selain itu, produk dibayar konten juga dapat meningkatkan brand awareness dari produk yang dipromosikan. Dengan mengajak influencer untuk mempromosikan produk tertentu, brand dapat memperluas jangkauan produk ke target audience yang berbeda, termasuk pengikut influencer yang mungkin belum mengenal produk tersebut sebelumnya.
Tidak hanya itu, produk dibayar konten juga dapat meningkatkan penjualan produk. Ketika influencer yang dipercaya mempromosikan produk tertentu, pengikut mereka cenderung merasa lebih yakin dan terdorong untuk membeli produk tersebut.
Namun, tentu saja ada beberapa kerugian yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membayar produk dengan exposure. Meskipun produk dibayar konten dapat memberikan keuntungan tertentu, ada juga beberapa kerugian yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakan praktik ini.Â
Pertama, tidak semua eksposur efektif. Meskipun influencer memiliki ribuan bahkan jutaan pengikut, bukan berarti semua dari mereka akan tertarik pada produk yang dipromosikan. Sehingga, eksposur yang dilakukan bisa menjadi sia-sia dan tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.
Kedua, ada kemungkinan bahwa produk yang dipromosikan tidak dapat menjangkau target audience yang diinginkan. Jika produk tersebut tidak cocok dengan audience yang dimiliki oleh influencer, maka hasil dari promosi tersebut bisa menjadi kurang efektif dan bahkan merugikan bisnis.