Kebutuhan pokok termasuk beras, gula, minyak goreng, daging, dan telur, sedangkan kebutuhan non-pokok termasuk bahan-bahan makanan khas Ramadan, seperti kurma, kue kering, dan sirup.
Setelah menyusun daftar kebutuhan, saya menetapkan prioritas belanja dengan mempertimbangkan kebutuhan yang paling penting dan harus dipenuhi terlebih dahulu.
Kebutuhan pokok memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan kebutuhan non-pokok, karena kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang tidak dapat ditunda dan sangat penting bagi kelangsungan hidup kami.
Selain itu, saya juga mempertimbangkan faktor kenaikan harga kebutuhan pokok selama Ramadan. Saya mencoba mencari informasi mengenai perkiraan kenaikan harga kebutuhan pokok pada tahun ini, sehingga saya bisa memperhitungkan anggaran belanja dengan lebih akurat.
Dalam menentukan jumlah belanja yang tepat, saya mencoba menghitung berapa besar pengeluaran yang dapat kami keluarkan setiap minggu.
Saya juga memperhatikan jumlah uang yang tersedia setiap minggunya dan membaginya untuk kebutuhan belanja selama Ramadan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kami tidak mengeluarkan uang lebih dari yang diperlukan dan mempertahankan pengeluaran kami tetap terkendali.
Dengan menentukan prioritas belanja dan jumlah belanja yang tepat, saya merasa lebih siap untuk menyambut Ramadan dengan tenang dan tanpa khawatir akan pengeluaran yang tidak terkendali.
Setelah menentukan prioritas belanja dan jumlah belanja yang tepat, langkah selanjutnya adalah membuat rencana belanja yang lebih rinci.
Pertama-tama, saya menentukan jumlah uang yang tersedia untuk dibelanjakan selama Ramadan. Saya menghitung jumlah uang yang akan masuk setiap bulannya, termasuk gaji dan sumber pendapatan lainnya, lalu memperhitungkan pengeluaran bulanan lainnya seperti cicilan, tagihan, dan biaya-biaya lainnya.
Dari hasil perhitungan tersebut, saya menentukan jumlah uang yang dapat saya sisihkan untuk kebutuhan Ramadan.