Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Indonesia dalam Darurat Berpikir Kritis

4 Februari 2023   17:20 Diperbarui: 4 Februari 2023   17:17 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai macam masalah dan tantangan, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, maupun lingkungan. Dalam situasi seperti ini, kebiasaan berpikir kritis dan kreatif sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat. Sayangnya, kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang memiliki kemampuan berpikir kritis.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mempertimbangkan segala informasi dan fakta secara obyektif dan kritis. Ini melibatkan pemikiran kreatif dan analitis, serta mampu membedakan antara informasi yang benar dan yang salah. Keahlian ini sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan memecahkan masalah yang ada.

Indonesia sekarang sedang membutuhkan lebih banyak lagi masyarakat yang mampu berpikir kritis dan kreatif. Hal ini akan membantu dalam memecahkan masalah yang ada dan memastikan bahwa solusi yang ditemukan adalah solusi yang benar dan tepat. Maka, tidak salah jika kita mengatakan bahwa Indonesia sedang dalam kebutuhan akan berpikir kritis.

Kenapa kita harus berpikir kritis?

Dalam situasi darurat, seringkali banyak informasi yang beredar dan membingungkan bagi masyarakat. Banyak informasi yang salah, tidak benar, atau bahkan membahayakan. Oleh karena itu, pemikiran kritis sangat penting untuk memfiltrasi informasi yang beredar dan memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang benar dan dapat dipercaya.

Ini adalah beberapa informasi yang sering keliru dan harus terfiltrasi oleh pemikiran kritis:

  1. Hoax atau berita bohong: Dalam situasi darurat, seringkali beredar berita-berita yang tidak benar atau hoax. Pemikiran kritis dapat membantu dalam memverifikasi berita dan memastikan bahwa berita tersebut benar dan dapat dipercaya.
  2. Informasi tidak terverifikasi: Ada banyak informasi yang tidak terverifikasi dan tidak memiliki sumber yang jelas. Pemikiran kritis membantu dalam memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang terverifikasi dan memiliki sumber yang jelas.
  3. Informasi bertentangan: Dalam situasi darurat, seringkali banyak informasi yang bertentangan dan membingungkan. Pemikiran kritis membantu dalam mempertimbangkan berbagai informasi dan memilih informasi yang paling benar dan dapat dipercaya.
  4. Propaganda dan manipulasi: Dalam situasi darurat, propaganda dan manipulasi sering terjadi untuk mempengaruhi opini dan tindakan masyarakat. Pemikiran kritis membantu dalam mempertimbangkan informasi dan memastikan bahwa informasi yang diambil tidak dipengaruhi oleh propaganda atau manipulasi.

Dengan memiliki kemampuan berpikir kritis, diharapkan masyarakat dapat memfilter informasi yang beredar dan memastikan bahwa informasi yang diambil adalah informasi yang benar dan dapat dipercaya. Ini akan membantu dalam memecahkan masalah dan menemukan solusi yang tepat dalam situasi darurat.

Emosi Dapat Mengambil Alih Pemikiran Kritis

Emosi dapat mempengaruhi pemikiran kritis dan menghambat kemampuan untuk membuat keputusan yang rasional dan objektif. Saat emosi kuat, itu dapat menimbulkan bias dan mempengaruhi pandangan kita tentang suatu situasi atau informasi.

Contoh pemikiran kritis yang kalah oleh emosi adalah ketika seseorang yang memiliki pendapat yang kuat tentang suatu masalah, misalnya politik, dan mereka terlalu terpengaruh oleh emosi mereka sehingga mereka memilih untuk tidak menerima atau mempertimbangkan informasi yang berlawanan dengan pandangan mereka. 

Mereka mungkin memilih untuk hanya berfokus pada sumber-sumber yang sependapat dengan pandangan mereka dan memilih untuk tidak melakukan uji coba atau analisis terhadap informasi yang berlawanan dengan pandangan mereka. 

Dalam hal ini, emosi mereka mempengaruhi pemikiran kritis mereka dan membuat mereka kurang mampu untuk membuat keputusan dan pandangan yang objektif dan rasional.

Contoh pemikiran kritis yang kalah oleh emosi dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang individu yang marah karena ditolak dari pekerjaan yang mereka lamar. 

Mereka mungkin memiliki pandangan yang negatif tentang perusahaan itu dan membuat keputusan untuk tidak membeli produk perusahaan itu lagi.

 Emosi mereka mempengaruhi pemikiran kritis mereka dan mencegah mereka untuk mempertimbangkan bahwa mereka mungkin tidak cocok untuk pekerjaan tersebut atau ada faktor lain yang mempengaruhi penerimaan mereka. 

Mereka juga mungkin tidak mempertimbangkan bahwa perusahaan itu mungkin memiliki produk yang berkualitas baik dan membantu banyak orang.

Namun, pemikiran kritis juga memiliki teknik dan cara untuk memperhitungkan emosi dan memastikan bahwa emosi tidak mempengaruhi keputusan dan pandangan kita secara negatif. 

Oleh karena itu, meskipun emosi dapat mempengaruhi pemikiran kritis, pemikiran kritis juga memiliki kemampuan untuk mengatasinya dan mempertahankan objektivitas dan rasionalitas.

Pemikiran Kritis dan Propaganda Politik

Propaganda politik adalah upaya untuk mempengaruhi opini publik dan mempromosikan suatu pandangan atau agenda tertentu melalui komunikasi bermotif. Propaganda ini sering kali menggunakan retorika yang memanipulasi emosi dan perasaan, dan memperkuat pandangan yang diinginkan. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami cara propaganda bekerja dan melakukan pemikiran kritis untuk mengantisipasi propaganda politik dan membuat keputusan yang berkualitas dan rasional apalagi indoesia akan menghadapi pemilu pada tahun 2024.

Supaya tidak terpengaruh dan untuk mengantisipasi propaganda politik yang mengadu domba, lakukan pemikiran kritis: verifikasi informasi, pertimbangkan niat, mempertimbangkan sudut pandang lain, analisis retorika, dan cari bukti. Ini akan membantu membuat keputusan yang berkualitas dan rasional, tanpa terpengaruh propaganda.

Buku Tentang Berpikir Kritis

Dan ini adalah beberapa buku yang bagus untuk dibaca untuk mempelajari cara berpikir kritis, mungkin masih ada teman-teman kompasianer boleh rekomendasi buat saya dan teman yang lainnya baca juga.

  1. "Thinking, Fast and Slow" oleh Daniel Kahneman
  2. "A Rulebook for Arguments" oleh Anthony Weston
  3. "The Art of Reasoning" oleh David Kelley
  4. "Critical Thinking: An Introduction" oleh Alec Fisher

Penutup:

Dalam era digital saat ini, akses informasi sangat mudah dan cepat. Namun, tidak semua informasi yang disediakan itu akurat dan terpercaya. 

Oleh karena itu, kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi masyarakat untuk memfilter informasi yang tidak benar dan membuat keputusan yang berkualitas.

Indonesia saat ini sedang dalam darurat kebutuhan akan berpikir kritis. Kemampuan ini akan membantu masyarakat untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat serta memfilter informasi yang tidak benar. 

Berpikir kritis juga dapat membantu mencegah terjadinya propaganda politik yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu, seharusnya pemikiran kritis diajarkan sejak dini sebagai bagian dari pendidikan formal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun