Hal ini menunjukkan bahwa realitas manusia dan identitasnya bukanlah sesuatu yang statis atau diberikan secara alamiah, tetapi sesuatu yang terus-menerus dibentuk melalui interaksi sosial, bahasa, dan penciptaan makna.Â
Dengan demikian, memahami proses ini tidak hanya penting dalam konteks akademis atau teoretis, tetapi juga dalam memahami esensi dari apa artinya menjadi manusia dalam dunia yang kompleks ini.
Mengurai makna dunia melalui semiotika materialis dan pembentukan identitas sosial memberikan kita wawasan yang berharga tentang bagaimana realitas manusia dibentuk, diinterpretasikan, dan dialami.Â
Melalui proses pembentukan makna ini, kita tidak hanya memahami dunia di sekitar kita, tetapi juga memahami diri kita sendiri dan tempat kita dalam mosaik sosial yang terus berubah.