Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengurai Makna Dunia: Dari Semiotika Materialis ke Identitas Sosial

21 Maret 2024   23:10 Diperbarui: 21 Maret 2024   23:13 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam eksplorasi pemikiran manusia dan realitas yang mereka huni, teori semiotika materialis menawarkan lensa yang unik untuk memahami bagaimana dunia dibentuk dan diinterpretasikan. 

Pemikiran Stuart Hall, seorang tokoh penting dari Birmingham School, membuka diskusi ini dengan pernyataannya yang provokatif: "dunia harus dibuat berarti." 

Ungkapan tersebut bukan sekadar retorika; ia mencerminkan tugas berat dalam memahami dan memberi makna pada dunia yang kita tinggali. Melalui bahasa dan tindakan, manusia secara aktif menciptakan realitas mereka, mengundang kita untuk menelisik lebih dalam tentang proses pembentukan makna tersebut.

Konsep "membuat dunia berarti" ini memiliki akar yang dalam pada tradisi materialisme historis, di mana Karl Marx menekankan perlunya manusia untuk memproduksi "dunia" mereka sendiri. 

Ini bukan hanya penciptaan sejarah manusia melalui tindakan, tetapi juga penciptaan realitas manusia yang materiil. Di sini, "dunia" dipahami tidak hanya sebagai entitas fisik, tetapi sebagai keseluruhan eksistensi sosial manusia yang mereka bentuk melalui praktik sosial dan budaya.

Perjalanan dari kehidupan yang belum berarti menuju pembentukan identitas sosial dan kemanusiaan yang berarti dipetakan dengan indah dalam transisi dari kenikmatan alamiah ke pengakuan sosial. 

Jacques Lacan, dalam teorinya, menggambarkan bagaimana realitas manusia---sebagai montage dari yang imajiner dan simbolik---membedakan manusia dari real. Ini menggarisbawahi perbedaan fundamental antara kebutuhan dan kenikmatan instan dengan kebutuhan akan pengakuan dan penerimaan dalam struktur sosial.

Proses "dibuat berarti" dalam konteks ini, menggambarkan bagaimana individu, melalui bahasa dan sosialisasi, menjadi subjek yang berarti dalam masyarakat. 

Proses ini memerlukan individu untuk mengorbankan kenikmatan instan demi mendapatkan pengakuan sosial dan makna yang lebih luas. Ini bukan hanya tentang bagaimana kita memahami dunia, tetapi juga tentang bagaimana kita, sebagai individu, dibentuk dan didefinisikan oleh interaksi sosial tersebut.

Perjalanan dari memahami ke "dibuat berarti" menawarkan wawasan yang mendalam tentang dinamika pembentukan identitas sosial dan kemanusiaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun