Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dengan miliaran pengguna aktif yang membagikan segala aspek kehidupan mereka, termasuk nasihat dan saran tentang bagaimana menjalani kehidupan.
Namun, tidak semua saran yang diberikan berbasis pada realitas atau pengalaman nyata yang bermanfaat.Â
Ada beberapa alasan mengapa kebanyakan saran tentang kehidupan di media sosial harus dilihat dengan kritis.
Pertama, kebanyakan saran yang diberikan di media sosial bersifat umum dan tidak spesifik. Media sosial memungkinkan informasi disebarluaskan dengan cepat dan kepada audiens yang luas, namun hal ini seringkali mengorbankan kedalaman dan spesifisitas saran yang diberikan.
Seringkali, nasihat yang dibagikan dirancang untuk menarik perhatian sebanyak mungkin pengguna, sehingga dibuat seumum mungkin agar relevan dengan banyak orang. Ini berarti bahwa saran tersebut mungkin tidak cocok atau relevan dengan situasi spesifik yang dihadapi individu tertentu, mengurangi keefektifannya.
Kedua, saran hidup di media sosial seringkali dibagikan oleh orang-orang yang tidak memiliki kredibilitas atau pengalaman yang cukup.
Dengan adanya fenomena influencer dan budaya selebriti di media sosial, banyak orang yang memiliki pengikut besar merasa berkewajiban untuk memberikan saran, meskipun mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang mendalam tentang topik yang mereka bicarakan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan, yang pada akhirnya dapat berdampak negatif terhadap individu yang mengikuti saran tersebut.
Ketiga, saran di media sosial sering kali disajikan dengan cara yang menyesatkan atau tidak realistis. Media sosial cenderung mendorong penggunanya untuk membagikan hanya aspek terbaik dari kehidupan mereka, menciptakan gambaran yang terdistorsi dan seringkali tidak realistis tentang kenyataan.
Saran yang diberikan dapat dipengaruhi oleh keinginan untuk mempertahankan citra positif ini, menyebabkan nasihat yang terlalu optimis atau tidak mempertimbangkan tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi dalam kehidupan nyata. Ini dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan menimbulkan kekecewaan ketika hasil yang diharapkan tidak tercapai.
Keempat, saran di media sosial sering kali bersifat sementara dan mudah terpengaruh oleh tren yang berubah-ubah.