Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Semua Orang Ingin Menjadi Orang Penting dan Menjadi Pusat Perhatian

15 Februari 2024   09:30 Diperbarui: 15 Februari 2024   09:41 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan eksplorasi manusia tentang diri dan alam semesta, konsep "kemegahan/grandiositas" sering kali muncul sebagai tema yang kompleks dan multifaset. Dalam karyanya yang menarik, "The Laws of Human Nature," Robert Greene menawarkan pandangan yang mendalam tentang bagaimana manusia ingin menjadi megah dan superior mengungkap lapisan-lapisannya dan bagaimana energi yang sama yang dapat membawa kita ke puncak kejayaan atau ke jurang kehancuran. 

Kemegahan/kebesaran, seperti yang Greene jelaskan, bukan hanya tentang keinginan untuk diakui atau untuk merasa superior; ini adalah energi primal yang mendasari aspirasi manusia, dorongan untuk mencapai lebih, dan keinginan untuk terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

Greene membedakan antara dua bentuk kemegahan/grandiositas: grandiositas fantastis yang berakar pada ilusi dan persepsi diri yang berlebihan, dan grandiositas praktis, yang merupakan sumber kekuatan dan kepuasan diri yang nyata. 

Dalam dunia yang terobsesi dengan pencitraan diri dan pencarian instan untuk pengakuan, pemahaman Greene tentang grandiositas praktis menawarkan panduan yang berharga untuk mengarahkan keinginan kita untuk kebesaran ke jalur yang lebih bermanfaat dan berkelanjutan. Dengan menggali ke dalam dinamika internal kita dan menghadapi kebutuhan grandiositas kita dengan jujur, kita dapat memulai perjalanan untuk mengubah energi ini menjadi alat yang memperkaya diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita.

Diskusi berikut akan menjelajahi bagaimana grandiositas praktis, seperti yang diuraikan oleh Greene, dapat menjadi katalisator untuk pertumbuhan pribadi dan profesional, mengilhami kita untuk mengatasi batasan dan mencapai potensi penuh kita. Melalui prinsip-prinsip yang Greene sarankan, kita diajak untuk mengeksplorasi bagaimana kita dapat memanfaatkan grandiositas yang ada dalam diri kita semua untuk menciptakan dampak yang positif dan berarti, baik dalam kehidupan pribadi kita maupun dalam kontribusi kita terhadap masyarakat.

Dalam karya monumentalnya "The Laws of Human Nature," Robert Greene menyelami kedalaman psikologi manusia untuk mengungkap energi yang mendasari ambisi dan pencapaian kita: grandiositas. Greene membedakan antara dua jenis grandiositas: grandiositas fantastis, yang berakar pada fantasi dan kesombongan yang tidak realistis, dan grandiositas praktis, yang berdasarkan pada realitas dan pencapaian nyata. 

Dalam eksplorasi ini, Greene tidak hanya mengidentifikasi sumber dari keinginan kita untuk diakui dan merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar, tetapi juga menawarkan kerangka kerja untuk mengarahkan energi grandiositas ini ke arah yang produktif dan memuaskan.

Grandiositas, seperti yang dijelaskan Greene, adalah energi primal yang kita semua miliki. Ini mendorong kita untuk menginginkan lebih dari apa yang kita miliki, untuk diakui dan dihargai oleh orang lain, dan untuk merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar. Masalahnya bukan pada energi itu sendiri, yang dapat digunakan untuk memicu ambisi kita, tetapi pada arahnya.

Grandiositas/rasa ingin menjadi megah dan superior sering kali membuat kita membayangkan bahwa kita lebih besar dan lebih unggul dari kenyataannya. Ini adalah grandiositas fantastis karena didasarkan pada fantasi kita dan kesan yang salah dari perhatian yang kita terima. Sebaliknya, grandiositas praktis tidak mudah dicapai dan tidak datang secara alami kepada kita, tetapi dapat menjadi sumber kekuatan dan kepuasan diri yang luar biasa.

Greene menawarkan lima prinsip dasar untuk mencapai tingkat kepuasan yang tinggi dari bentuk grandiositas yang berbasis realitas ini:

  1. Menerima Kebutuhan Grandiositas Anda: Langkah pertama adalah mengakui dengan jujur keinginan alami untuk merasa penting dan menjadi pusat perhatian. Pengakuan ini memungkinkan transformasi energi menjadi sesuatu yang praktis dan produktif.

  2. Konsentrasi Energi: Alih-alih berpindah dari satu ide fantastis ke ide lain, fokuslah secara mendalam pada satu proyek atau masalah. Ini melibatkan memecah tujuan menjadi langkah-langkah kecil dan mencapai keadaan aliran di mana pikiran menjadi sangat terlibat dalam pekerjaan.

  3. Menjaga Dialog dengan Realitas: Mencari umpan balik dan kritik atas pekerjaan Anda adalah kunci untuk meningkatkan keterampilan dan menyesuaikan ide dengan realitas. Ini melibatkan siklus berkelanjutan antara imajinasi dan eksekusi, memungkinkan pertumbuhan dan peningkatan yang berkelanjutan.

  4. Mencari Tantangan yang Dikalibrasi: Daripada mengejar tujuan grandiositas yang fantastis, carilah tantangan yang sedikit di atas tingkat keterampilan Anda. Ini memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan memuaskan kebutuhan akan kebesaran melalui pencapaian nyata.

  5. Melepaskan Energi Grandiositas Anda: Setelah mengendalikan energi ini dan membuatnya melayani ambisi Anda, aman untuk sesekali membiarkannya bebas. Ini berarti menghibur ide atau proyek yang menantang lebih besar dari sebelumnya, mengembangkan keterampilan baru, atau memberikan kebebasan lebih pada imajinasi Anda.

Grandiositas praktis, menurut Greene, bukan tentang mengejar pengakuan untuk ego semata, tetapi tentang meraih kepuasan dalam pekerjaan dan kontribusi kita terhadap masyarakat. 

Ini melibatkan pengakuan terhadap keinginan kita untuk kebesaran sambil tetap berakar pada realitas dan pencapaian nyata. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, kita dapat mengarahkan energi grandiositas kita ke arah yang memperkaya diri kita sendiri dan orang lain, mencapai bentuk kepuasan dan pencapaian yang lebih dalam dan berkelanjutan.

Greene menutup dengan mengingatkan kita bahwa di dasar grandiositas infantil kita adalah keinginan untuk merasa terhubung secara intens dengan ibu, sebuah pengalaman yang begitu lengkap dan memuaskan sehingga kita menghabiskan banyak waktu mencoba merekreasikannya. 

Melalui pekerjaan atau hubungan yang mendalam, kita dapat merasakan kepuasan itu lagi, merasa satu dengan pekerjaan atau orang lain, dan bahkan mengalami koneksi yang lebih dalam dengan kehidupan itu sendiri, yang Freud sebut sebagai "perasaan oseanik." Ini adalah bentuk grandiositas terbalik yang menggembirakan, di mana kita tidak terganggu oleh kecilnya kita, tetapi lebih pada kekaguman akan menjadi bagian dari eksperimen kehidupan yang menakjubkan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun