Keberuntungan merupakan fenomena yang telah lama memikat dan membingungkan manusia. Studi yang Richard Wiseman lakukan, sebagaiman termaktub dalam bukunya "The Luck Factor" mengungkapkan bahwa mayoritas orang menganggap diri mereka secara konsisten beruntung atau tidak beruntung, dengan nasib baik atau buruk mereka tersebar di berbagai aspek kehidupan.Â
Hasil ini mendorong Wiseman untuk menyelidiki lebih dalam tentang hakikat keberuntungan, melalui penelitian ilmiah bersama individu-individu yang luar biasa beruntung dan yang terus-menerus mengalami kesialan. Melalui wawancara, diari, eksperimen laboratorium, dan kuesioner psikologis, Wiseman perlahan-lahan mengungkap rahasia di balik keberuntungan.
Cerita Jodie, seorang penyair dari Texas, dan Susan, yang kehidupannya dipenuhi dengan rangkaian kejadian malang, memberikan bukti luar biasa tentang bagaimana keberuntungan dan kesialan dapat membentuk kehidupan seseorang. Jodie, yang beruntung, sering menemukan peluang yang mengubah hidupnya melalui pertemuan-pertemuan kebetulan, sedangkan Susan mengalami berbagai macam kecelakaan dan kegagalan yang tampaknya tak ada habisnya.Â
Ini menunjukkan betapa keberuntungan dan kesialan dapat mempengaruhi baik aspek pribadi maupun profesional dalam kehidupan seseorang.
Penelitian yang Wiseman lakukan juga mengungkap empat perbedaan utama antara kehidupan orang beruntung dan tidak beruntung: peluang kebetulan, pengambilan keputusan yang baik, pencapaian impian, dan kemampuan untuk mengubah nasib buruk menjadi baik.Â
Wiseman mulai bertanya-tanya, mengapa segalanya berjalan baik untuk sekelompok orang dan tidak untuk yang lain? Apakah keberuntungan dan kesialan murni hasil dari kemampuan psikis, atau adakah faktor lain yang bermain?
Melalui eksperimen lotere nasional Inggris, di mana Wiseman membandingkan prediksi angka yang diberikan oleh orang-orang beruntung dan tidak beruntung, Wiseman menemukan bahwa keberuntungan tidak ditentukan oleh kemampuan psikis.Â
Hasilnya menunjukkan bahwa baik individu beruntung maupun tidak beruntung sama-sama gagal memprediksi angka yang menang, menunjukkan bahwa keberuntungan tidak dapat dijelaskan oleh faktor psikis.
Selanjutnya, Wiseman mengeksplorasi apakah perbedaan antara orang beruntung dan tidak beruntung mungkin terletak pada tingkat kecerdasan mereka. Namun, tes kecerdasan verbal dan non-verbal mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam skor kecerdasan antara kedua kelompok. Ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana cara pikir dan perilaku seseorang mempengaruhi keberuntungan mereka?
Wiseman menemukan bahwa ekspektasi seseorang tentang keberuntungan mereka sendiri bisa memainkan peran penting. Orang beruntung cenderung memiliki ekspektasi yang lebih tinggi tentang kesuksesan mereka dibandingkan dengan orang tidak beruntung.
Hal ini menunjukkan bahwa sikap dan ekspektasi kita mungkin mempengaruhi kemampuan kita untuk mengenali dan memanfaatkan peluang yang muncul dalam kehidupan kita.
Melalui penelitian lebih lanjut, Wiseman mengidentifikasi empat prinsip utama yang membedakan kehidupan orang beruntung dari yang tidak beruntung. Prinsip-prinsip ini mencakup kemampuan untuk memperhatikan peluang, membuat keputusan yang baik berdasarkan intuisi, memiliki ekspektasi positif, dan kemampuan untuk melihat sisi baik dari situasi yang tidak menguntungkan.
Pemahaman ini mengarah pada kesimpulan penting: sebagian besar dari kita dapat meningkatkan keberuntungan kita dengan mengubah cara kita berpikir dan bertindak. Dengan lebih terbuka terhadap peluang, mengikuti intuisi kita, memelihara ekspektasi positif, dan belajar untuk melihat peluang dalam setiap kesulitan, kita dapat membentuk keberuntungan kita sendiri.
Kisah-kisah dari penelitian Wiseman, seperti Jodie dan Susan, menunjukkan bahwa sementara keberuntungan mungkin tampak seperti kekuatan luar yang tak terkontrol, banyak aspek dari nasib baik atau buruk kita yang sebenarnya berakar pada sikap dan tindakan kita sendiri. Ini bukan berarti bahwa kita memiliki kendali penuh atas setiap aspek kehidupan kita, tetapi menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan lebih dari yang kita sadari untuk membentuk arah dan kualitas hidup kita.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip keberuntungan ini, kita dapat tidak hanya meningkatkan peluang sukses kita dalam kehidupan, tetapi juga menemukan kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar. Ini adalah pelajaran berharga yang diambil dari penelitian Wiseman: bahwa, dalam banyak kasus, kita adalah arsitek dari keberuntungan kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H