Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rebut Kembali Kuasa atas Perhatian Anda!

9 Februari 2024   12:58 Diperbarui: 9 Februari 2024   13:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam buku terobosannya, "Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in a Noisy World," Cal Newport menyajikan sebuah panduan revolusioner bagi individu yang ingin merebut kembali kendali atas kehidupan digital mereka. Newport, seorang profesor ilmu komputer di Universitas Georgetown, dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap teknologi dan media sosial, serta advokasinya untuk bekerja secara mendalam dan produktivitas. 

"Digital Minimalism" muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran yang meningkat tentang bagaimana teknologi, khususnya media sosial, telah mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan mempersepsikan dunia sekitar kita. Newport mengajukan argumen yang meyakinkan bahwa, dalam era yang dikuasai oleh ekonomi perhatian, di mana perusahaan teknologi berlomba-lomba untuk menangkap dan mempertahankan perhatian kita, menjadi semakin penting untuk memilih secara sadar bagaimana dan kapan kita menggunakan teknologi.

Buku ini tidak hanya mengkritik penggunaan teknologi yang tidak terkendali, tetapi juga menawarkan strategi konkret untuk mengembangkan hubungan yang lebih sehat dan bermakna dengan perangkat digital kita. 

Newport memperkenalkan konsep "minimalisme digital" sebagai pendekatan filosofis terhadap penggunaan teknologi, yang menekankan pentingnya menggunakan teknologi dengan cara yang mendukung nilai-nilai pribadi kita, bukan mengganggu atau mendistorsinya. 

Dengan menggabungkan wawasan dari berbagai disiplin ilmu, dari psikologi hingga filosofi, Newport membimbing pembaca melalui proses evaluasi ulang hubungan mereka dengan teknologi dan mengajak mereka untuk melakukan "deklutter digital" sebagai langkah pertama menuju kehidupan yang lebih fokus dan tenang.

Diskusi dalam buku ini bukan hanya tentang bagaimana mengurangi penggunaan teknologi, tetapi tentang membangun kehidupan yang lebih bermakna dan terfokus, di mana teknologi melayani kita, bukan sebaliknya. 

"Digital Minimalism" adalah seruan bangun bagi siapa saja yang merasa kewalahan oleh kebisingan dunia digital dan mencari cara untuk menyederhanakan kehidupan mereka dalam era informasi yang penuh sesak ini.

Di era modern ini, kehadiran media sosial telah merajalela, mengubah cara kita berinteraksi, berkomunikasi, dan bahkan memandang diri kita sendiri. Pada Juni 2017, Facebook meluncurkan seri blog bertajuk "Pertanyaan Sulit," mengakui bahwa teknologi digital telah mengubah cara hidup kita dan memunculkan pertanyaan-pertanyaan sulit yang harus dihadapi. 

Seri ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Facebook mengatasi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Namun, seiring waktu, muncul kesadaran bahwa cara kita menggunakan media sosial memiliki dampak signifikan terhadap kesejahteraan kita. Ini memicu pertanyaan: apakah menghabiskan waktu di media sosial itu buruk bagi kita?

David Ginsberg dan Moira Burke, dua peneliti Facebook, mengakui bahwa banyak penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini. Mereka menyimpulkan bahwa jawabannya tergantung pada bagaimana kita menggunakan teknologi tersebut. 

Namun, pengakuan ini secara tidak langsung menunjukkan strategi yang efektif untuk mempertahankan otonomi kita di era di mana berbagai kekuatan digital berusaha untuk menguranginya. Untuk menghadapi ekonomi perhatian yang mencoba menarik perhatian kita secara konstan, kita harus lebih kritis dan selektif dalam menggunakan media sosial.

Ekonomi perhatian, yang menghasilkan uang dengan mengumpulkan perhatian konsumen dan menjualnya kepada pengiklan, telah menjadi salah satu kekuatan terkuat di ekonomi kita saat ini. 

Perubahan besar terjadi ketika smartphone memungkinkan ekonomi perhatian untuk mengakses perhatian kita kapan saja dan di mana saja, meningkatkan jumlah menit perhatian yang dapat dijual kepada pengiklan. Perusahaan seperti Google dan Facebook telah menjadi sangat berharga karena berhasil memanfaatkan menit perhatian manusia ini.

Namun, dengan mengakui bahwa ada cara "baik" dan "buruk" untuk berinteraksi dengan media sosial, Facebook secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa penggunaan kritis terhadap layanan mereka bisa menjadi masalah besar bagi model bisnis mereka. Jika semua orang mulai menggunakan media sosial dengan lebih kritis dan selektif, jumlah menit perhatian yang bisa dijual kepada pengiklan akan menurun drastis, merugikan pendapatan mereka.

Untuk melawan ekonomi perhatian, kita harus mengadopsi pendekatan minimalis digital, menggunakan media sosial dan teknologi lainnya dengan cara yang lebih sadar dan selektif, fokus pada hal-hal yang benar-benar memberi nilai pada hidup kita. 

Ini berarti menghapus aplikasi media sosial dari ponsel kita, menggunakan perangkat sebagai alat tunggal tujuan, dan bahkan mempertimbangkan untuk kembali ke ponsel dasar yang tidak mendukung aplikasi yang mengganggu.

Selain itu, kita harus menjadi lebih selektif dalam konsumsi berita kita, mengadopsi prinsip-prinsip Media Lambat yang memfokuskan pada kualitas daripada kuantitas, dan mengkonsumsi media dengan lebih sadar dan penuh perhatian. 

Kita juga bisa belajar dari profesional media sosial yang menggunakan platform ini dengan cara yang sangat disiplin dan terstruktur untuk menghindari jebakan yang dirancang untuk membuat kita terpikat.

Pada akhirnya, bergabung dengan perlawanan perhatian berarti mengambil langkah berani untuk mengklaim kembali otonomi kita dari perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk mengkomodifikasi waktu dan perhatian kita. Ini membutuhkan kesadaran, disiplin, dan komitmen untuk hidup dengan lebih sadar di era digital. 

Dengan mempraktikkan minimalisme digital dan mengadopsi pendekatan yang lebih selektif dan bermakna terhadap teknologi, kita dapat memastikan bahwa hidup kita tidak dikendalikan oleh kepentingan ekonomi perhatian, melainkan oleh nilai-nilai dan tujuan pribadi kita sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun