Benda yang bernama "Paspor" itu kalau di luar negeri, sangat berpengaruh bagi kehidupan seseorang.
Kalau di dalam negeri, sebagai bangsa Indonesia, kita punya Kartu Tanda Penduduk  atau KTP.
Di Luar Negeri, Paspor bukan dokumen mengenai status kita, tapi juga bukti bahwa kita masih hidup sebagai warga negera Indonesia.
Tapi bagaimana kalau Paspor kita aspal alias asli tapi palsu.
Ini yang paling banyak terkait dengan kehidupan para pekerja migran Indonesia di Luar negeri.
Sebuah fenomena yang dikaji secara mendalam oleh Nicole Constable dalam buku "Passport entanglements : protection, care, and precarious migrations."
Constable melihat berbagai kompelksitas yang muncul dalam kehidupan para pekerja migran terkait dengan paspor yang mereka miliki.
Paspor aspal sendiri muncul karena banyak pekerja migran Indonesia yang tidak cukup umur untuk bekerja ke luar negeri.
Akhirnya dengan kongkalingkong perusahaan penyalur tenaga kerja ke luar negeri serta mungkin berbagai pihak lain, para pemilik paspor aspal itu memakai data orang lain.
Jadi datanya asli (merujuk ke orang yg memang nyata) tapi palsu (paspor itu dipakai oleh orang yang berbeda dari datanya).
Constable kemudian menemukan ternyata praktek aneh ini bisa berjalan lancar sampai Pemerintah Indonesia memulai proyek paspor elektronik.
Berbagai paspor aspal kemudian terkuak. Para pekerja migran menjadi orang-orang yang tidak berdaya. Begitu juga dengan para pekerjaan Kedutaan Besar Indonesia.
Constable secara khusus meneliti konteks Hongkong. Kebingungan besar terjadi di sana akibat persoalan ini.
Masalahnya, paspor bukan sekedar buku dengan kumpulan data. Itu juga merupakan simbol perlindungan negara Indonesia bagi rakyatnya di luar negeri.
Lalu bagaimana nasib para pemilik paspor aspal ini, masih menjadi suatu kebingungan.
Memang banyak kebingungan di negara ini.
Kebijakan sering berubah tapi pengawasan tidak berjalan dengan baik. Tak jarang seperti kita lihat ini menimbulkan banyak masalah.
Ini juga menjadi bukti bagaimana hal yang bersifat administrasi, seperti paspor, bisa menimbulkan masalah yang kompleks. Khususnya bagi orang-orang diaspora.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI