Constable kemudian menemukan ternyata praktek aneh ini bisa berjalan lancar sampai Pemerintah Indonesia memulai proyek paspor elektronik.
Berbagai paspor aspal kemudian terkuak. Para pekerja migran menjadi orang-orang yang tidak berdaya. Begitu juga dengan para pekerjaan Kedutaan Besar Indonesia.
Constable secara khusus meneliti konteks Hongkong. Kebingungan besar terjadi di sana akibat persoalan ini.
Masalahnya, paspor bukan sekedar buku dengan kumpulan data. Itu juga merupakan simbol perlindungan negara Indonesia bagi rakyatnya di luar negeri.
Lalu bagaimana nasib para pemilik paspor aspal ini, masih menjadi suatu kebingungan.
Memang banyak kebingungan di negara ini.
Kebijakan sering berubah tapi pengawasan tidak berjalan dengan baik. Tak jarang seperti kita lihat ini menimbulkan banyak masalah.
Ini juga menjadi bukti bagaimana hal yang bersifat administrasi, seperti paspor, bisa menimbulkan masalah yang kompleks. Khususnya bagi orang-orang diaspora.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI