Di bagian itu van der Kolk bercerita soal para veteran perang vietnam di Amerika yang ditanganinya seperti tidak mau move on dari trauma mereka.
Van der Kolk di dalam buku itu bercerita soal pasien yang ditangani olehnya selama ini menjadi psikolog di beberapa pusat penanganan medis.
Secara khusus yang membuat Van der Kolk adalah bagaimana para veteran perang itu seperti menikmati trauma yang mereka miliki.
Dalam beberapa kasus, mereka seperti mendapatkan secercah harapan untuk keluar dari trauma yang mereka dapatkan dari kondisi perang yang pernah dialami dengan terus menerus mengunjungi kembali memori pahit yang mereka miliki.
Dari riset yang pernah dilakukan, memang para penyintas trauma itu mendapatkan sedikit kelegaan dari kecemasan yang mereka miliki dengan cara merespons dengan emosi yang meluap-luap terhadap memori pahit di masa lalu.
Ini kondisi di mana para penyintas trauma itu terjebak dan di saat yang bersamaan menjebak diri nya di dalam trauma yang dimiliki.
Menurut van der Kolk, kondisi itu juga nampak dari kasus pelecehan seksual yang pernah ditemuinya. Ada korban pelecehan seksual yang selalu kembali ke dalam pelukan pelaku pelecehan.
Hal yang serupa juga nampak dari anak-anak yang mengalami kekerasan, cenderung makin mendekat ke pelaku kekerasan yang memiliki hubungan dekat dengannya.
Semua ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita.
Barangkali kita ada dalam tahapan itu. Melindungi trauma kita karena kita menikmati kondisi itu.
Proses pemulihan diperlukan untuk kondisi ini.