Mohon tunggu...
Yan Okhtavianus Kalampung
Yan Okhtavianus Kalampung Mohon Tunggu... Penulis - Narablog, Akademisi, Peneliti.

Di sini saya menuangkan berbagai pikiran mengenai proses menulis akademik, diskusi berbagai buku serta cerita mengenai film dan lokasi menarik bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Trauma Juga Bisa Bikin Nagih

27 Juni 2023   02:46 Diperbarui: 27 Juni 2023   03:11 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.penguin.co.nz/books/the-body-keeps-the-score-9780141978611

Sekarang ini kepekaan terhadap trauma makin gencar dipopulerkan.

Kesadaran atas trauma menjadi salah satu penanda bagaimana manusia diperlakukan dengan baik.

Trauma diartikan sebagai penderitaan yang disebabkan oleh memori atas peristiwa masa lalu.

Karena trauma yang dimiliki orang seseorang punya pengaruh yang besar dalam hidupnya.

Begitu juga kalau trauma itu dipancing sedemikian rupa sehingga membangunkan rasa pahit atas kehidupan orang tersebut.

Tapi satu hal menarik yang perlu dibahas ketika orang berbicara tentang trauma adalah bahwa orang bisa ketagihan dengan traumanya sendiri.

Poin ini sempat kami bahas dalam Klub Baca Asik Leeds.

Fokus kami waktu itu membahas buku karya Bessel van der Kolk yang berjudul "The Body keeps the Score: Mind, Brain and Body in the transformation of Trauma."

Buku ini saya rekomendasikan untuk para pembaca yang ingin tahu secara komprehensif tapi dengan bahasa yang populer, apa dan bagaimana trauma dan pemulihan trauma itu.

Saya sendiri tertarik untuk membahas di sini soal yg disebut oleh van der Kolk sebagai situasi Ketagihan trauma (Addicted to trauma: The pain of pleasure and the pleasure of pain).

Di bagian itu van der Kolk bercerita soal para veteran perang vietnam di Amerika yang ditanganinya seperti tidak mau move on dari trauma mereka.

Van der Kolk di dalam buku itu bercerita soal pasien yang ditangani olehnya selama ini menjadi psikolog di beberapa pusat penanganan medis.

Secara khusus yang membuat Van der Kolk adalah bagaimana para veteran perang itu seperti menikmati trauma yang mereka miliki.

Dalam beberapa kasus, mereka seperti mendapatkan secercah harapan untuk keluar dari trauma yang mereka dapatkan dari kondisi perang yang pernah dialami dengan terus menerus mengunjungi kembali memori pahit yang mereka miliki.

Dari riset yang pernah dilakukan, memang para penyintas trauma itu mendapatkan sedikit kelegaan dari kecemasan yang mereka miliki dengan cara merespons dengan emosi yang meluap-luap terhadap memori pahit di masa lalu.

Ini kondisi di mana para penyintas trauma itu terjebak dan di saat yang bersamaan menjebak diri nya di dalam trauma yang dimiliki.

Menurut van der Kolk, kondisi itu juga nampak dari kasus pelecehan seksual yang pernah ditemuinya. Ada korban pelecehan seksual yang selalu kembali ke dalam pelukan pelaku pelecehan.

Hal yang serupa juga nampak dari anak-anak yang mengalami kekerasan, cenderung makin mendekat ke pelaku kekerasan yang memiliki hubungan dekat dengannya.

Semua ini tentu perlu menjadi perhatian bagi kita.

Barangkali kita ada dalam tahapan itu. Melindungi trauma kita karena kita menikmati kondisi itu.

Proses pemulihan diperlukan untuk kondisi ini.

Semoga dengan ini kita bisa punya kemawasan terhadap kondisi kesehatan mental kita masing-masing.

Saya tidak punya kompetensi untuk memberi saran pemulihan. Untuk itu diperlukan orang-orang kompeten di bidang ini.

Tapi saya berharap agar kesehatan mental bisa menjadi fokus perhatian dalam konteks Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun