Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ibu

17 April 2023   08:52 Diperbarui: 17 April 2023   11:07 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu

Hingga kini, aku masih ingat hangat dari dekapan kasih sayang mu. Dimana ketika aku sakit dan terbaring lemas, engkaulah orang yang dengan sangat sabar selalu merawat ku.

Dan ketika aku sedih karen satu lain hal atau kekecewaan. Engkau menghibur ku dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Bahkan ketika aku lelah pun beliau selalu menyemangati ku dengan penuh sabar.

Meski engkau tengah sakit, tenaga mu mulai melemah, tapi tak menyurutkan semangatmu dalam menguatkan ku. Ibu!!
Nasihat-nasihat bijakmu, saran-saran terbaik atas pengalaman mu. Sangat aku dambakan selalu. Namun kini engkau telah tiada.

Sehingga aku pun merana, mendambakan usapan telapak tanganmu di kepalaku. Saat aku hendak memejamkan mata, ibu ku, kartini ku. Aku sangat merindukan mu 

Ibu, aku ingin merasakan kasih sayang mu lagi. Bu, aku ingin melihat bayangan mu kala aku hendak tidur. Karena engkau lah orang yang terakhir ku lihat kala aku terlelap.
Begitu pula kala aku bangun tidur. Engkau orang yang pertama kali ku dekap, sambil bergelayut manja. Karena bangun kesiangan.

Ibu, sampai kapan pun, engkau selalu ku ingat. Dimanapun aku berada, engkaulah orang yang selalu ada di dalam hati dan pikiranku. 

Ibu adalah orang yang selalu memikirkan ku, ibu adalah orang yang selalu berdoa untuk ku, dan senantiasa merindukan ku.

Ibu adalah hati dan belahan jiwa ku. Serta lentera hidupku. Aku sangat merindukan mu bu, rindu kebawelanmu dan rindu akan kekhawatirkanmu akan keselamatan diriku. 

Meski aku telang punya istri yang menjadi Pendamping setia ku. Tapi engakau adalah wanita terbaik ku. Sahabat terbaik ku tuk. Berbagi kesedihan.

Ibu ku dan istri ku kalian lah berdualah. Wanita-wanita hebat ku. Yang tak pernah merasa letih mencintai ku. Tak pernah pula mendendam kepada ku atas kebodohan ku dan kemarahan ku. Allah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun