Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senyum Tanpa Nama

4 Juli 2024   23:23 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:31 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SENYUM TANPA NAMA

akhirnya aku runtuh karena rindu

mengoyak segala pertahanan yang kubangun dengan payah 

di atas serpih yang ringkih

aku juga menjadi pengecut

tak punya keberanian hanya untuk sekadar

mengingat senyum teduhmu yang teramat

pertemuan singkat itu meninggalkan banyak cerita

tentang bicaramu yang santun

tatap matamu yang berbinar tulus

tawamu yang mencipta candu

dan senyummu yang meninggalkan rasa di sini

tapi ruang luas dan bangku-bangku kosong

itu menjadi saksi bisu

atas tumbuhnya harapan yang selalu dilangitkan

agar Tuhan berkehendak baik

untuk pertemuan-pertemuan yang akan datang

nanti, jika waktunya tiba

ingatkan aku wahai puisi

agar tak lupa mencuri namanya

biar senyum yang tak berani kuingat itu

memiliki asma dan bertuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun