dan senyummu yang meninggalkan rasa di sini
tapi ruang luas dan bangku-bangku kosong
itu menjadi saksi bisu
atas tumbuhnya harapan yang selalu dilangitkan
agar Tuhan berkehendak baik
untuk pertemuan-pertemuan yang akan datang
nanti, jika waktunya tiba
ingatkan aku wahai puisi
agar tak lupa mencuri namanya
biar senyum yang tak berani kuingat itu
memiliki asma dan bertuan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!