Dari beberapa sumber data yang kita analisis, tampak bahwa sepanjang 25 tahun terakhir, kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia cenderung melorot.
Sementara dari data Tradingeconomics, bisa diasumsikan puncak Industri sudah terjadi di tahun 2000-an, dimana sektor industri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 32% terhadap PDB dengan pertumbuhan ekonomi saat itu 3,5%.
Namun kontribusi sektor manufaktur ini terus mengalami penurunan tiap tahun. Pada Kuartal 2-2024, kontribusi sektor manufaktur adalah 18,6% terhadap PDB. Dan sepanjang periode pemerintahan Jokowi, sektor manufaktur tiap tahun mengalami penurunan 1,5% terhadap PDB atau rata-rata penurunan sektor manufaktur terhadap PDB sebesar Rp.16 Triliun rupiah. Hal ini ditengarai sebagai gejala deindustrialisasi dini
Bila puncak industrialisasi sudah terjadi di tahun 2000-an dengan capaian kontribusi manufaktur terhadap PDB tertinggi dan setelah itu kontribusi sektor manufaktur cenderung menurun secara persisten, maka pertanyaannya; apakah Indonesia akan mengalami "Tua sebelum kaya?"
Di tahun 2035, Indonesia akan menuju puncak bonus demografi, dimana populasi usia produktif (usia 15-64 tahun) mencapai 60% dari total populasi penduduk. Namun saat yang sama, terjadi deindustrialisasi dini. Akibatnya bonus demografi tersebut tak produktif menjadi sumber daya ekonomi. Dan setelah 2035, Indonesia akan menuju fase aging society , dimana penduduk usia non produktif, mendominasi populasi demografi
Sektor manufaktor adalah sektor PDB dengan penyerapan tenaga kerja formal tertinggi di Indonesia sebesar 20% - 30% dari total Angkatan kerja nasional. Pekerja sektor formal menjadi variabel penting dalam Gross National Income (GNI) Indonesia karena memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian negara.
Dari sisi pajak misalnya, pekerja sektor formal membayar pajak penghasilan, yang merupakan sumber pendapatan utama bagi negara. Pajak ini termasuk pajak penghasilan pribadi (PPh) dan kontribusi terhadap jaminan sosial, yang mendukung pembiayaan berbagai program pemerintah.
Dari sisi perusahaan, sektor formal sering kali diisi oleh perusahaan besar yang membayar pajak perusahaan. Ini berkontribusi langsung pada pendapatan negara.
Selain itu, pekerja sektor formal biasanya memiliki pendapatan yang stabil dan reguler, yang mendukung daya beli dan konsumsi rumah tangga. Konsumsi ini, pada gilirannya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan GNI.
Pendapatan yang diperoleh oleh pekerja sektor formal cenderung digunakan untuk konsumsi dan investasi, menciptakan efek pengganda yang memperkuat pertumbuhan ekonomi. Ini berkontribusi pada peningkatan GNI melalui berbagai saluran, termasuk permintaan barang dan jasa serta investasi kembali dalam ekonomi.