Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Deposit Ekologi dalam "Blue Economy" di Baranusa, NTT

25 Juli 2024   18:43 Diperbarui: 26 Juli 2024   08:36 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pikiran Sen, Stiglitz, dan Rodrik, kita dapat mengambil benang merah, bahwa pembangunan tak sekedar mencapai angka-angka statistik dalam pertumbuhan ekonomi. Di dalamnya harus ada keadilan untuk mencapai kesejahteraan, distribusi pendapatan dan akseptabel terhadap sosio kultural masyarakat lokal. Dengannya maka pembangunan yang baik, mensyaratkan "inklusivitas ekonomi" sebagai moral paling tinggi dalam pembangunan.

Apa yang terjadi pada masyarakat di Pulau Komodo-Labuan Bajo (2022), dimana upaya penggusuran masyarakat lokal dengan dalil pengembangan kawasan wisata premium, adalah noktah pembangunan yang bias keadilan. Justru mendistorsi hakikat pembangunan itu sendiri

Kecemasan yang sama sedang dialami masyarakat nelayan Baranusa, bila eksistensi mereka, tak ditempatkan sebagai bagian elementer pembangunan kawasan pulau Lapang. Dus investasi dan subordinasi eksistensi masyarakat lokal dengan cara-cara represi sudah menjadi pakem di Indonesia.

Oleh sebab itu, masyarakat adat Baranusa, harus menjadi elemen penting dalam rencana pengelolaan pulau Lapang per se.

Tugas pemerintah daerah adalah melakukan komunikasi yang baik dan terbuka dengan masyarakat. Semuanya tercatat dalam MoU (Memorandum of Understanding) yang jelas. Sehingga ketika pemerintah ingin mencapai tujuan pembangunan, tak mencederai rasa keadilan, sehingga pembangunan, mencapai tujuannya dengan cara-cara yang inklusif. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun