Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Deposit Ekologi dalam "Blue Economy" di Baranusa, NTT

25 Juli 2024   18:43 Diperbarui: 26 Juli 2024   08:36 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Baranusa yang melakukan budidaya rumput laut di pulau Lapang (Sumber : FT-Doc 12/22)

Pulau yang tak jauh dari Baranusa Kabupaten Alor-NTT. Sekitar 15 mil atau memakan waktu sekitar satu jam ke Pulau Lapang dermaga dari Baranusa.

Sejak dulu, pulau Lapang dikelola masyarakat adat Baranusa. Masyarakat nelayan melangsungkan hidup disana. Dari budidaya rumput laut, selam; tembak ikan, mancing, menaruh bubu hingga pukat

Dengan legacy dan artefak serta literatur sejarah dari berbagai sumber, menerangkan bahwa pulau Lapang merupakan wilayah otoritas masyarakat adat Baranusa. Oleh sebab itu, hamparan ruang pulau Lapang merupakan hak ulayat masyarakat adat Baranusa.

Tradisi hading dan hoba mulung sebagai local wisdom dalam menjaga kesimbangan alam di pulau Lapang, adalah legacy yang memberikan alur; jejak sejarah tentang eksistensi masyarakat adat Baranusa di pulau Lapang. Dan harapannya, pemerintah hadir dan mengukuhkan eksistensi masyarakat adat Baranusa di kemudian hari. Bukan sebaliknya.

Pulau Lapang, dengan pantai berpasir putih yang membujur panjang. Padang savana yang menguning dan bergontai diusap angin laut, bak mutu manikam, memantik syahdu dan decak kagum akan enigma karunia Ilahi.

Kala sore, tampak mentari dengan lembayung senja yang merah merona, melukis warna nan indah sepanjang Nuha Wutung hingga ke pesisir pantar. Setiap lekuk pulau Lapang, ada spot-spot yang instagramable nan indah untuk diabadikan sebagai memori romantik

Momen sunset di Pulau Lapang Baranusa (Sumber : DS-Doc 21/7)
Momen sunset di Pulau Lapang Baranusa (Sumber : DS-Doc 21/7)

Rata-rata masyarakat Pantar Barat, disuplai oleh hasil nelayan di pulau Lapang. Mulai dari ikan basah, ikan kering dan kerang-kerangan.

Sudah banyak sarjana yang lahir dari hasil komoditas kekayaan laut di pulau Lapang. Selain bertani; ladang, masyarakat Baranusa melangsungkan hidupnya sebagai nelayan di pulau Lapang.

Dari situs BBKSDA-NTT, kekayaan biota laut di pulau Lapang beragam. Ada Raja Udang (Alcedo sp), Kuntul karang (Egretta sacra), Belibis (Dendrocygna sp), Cerek kernyut (Pluvialis fulva), Pergam (Ducula sp), Wili-wili (Esacus neglectus), Trinil pantai (Actitishy poleucos), Remetuk laut (Gerygone sulphurea), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu hijau (Chelonia mydas) Paus, Lumba-lumba dan Mollusca (kepala kambing, kima kecil, nautilus berongga) dan Rumput Laut (Eucheuma spinosum) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun