Maka liberalisasi Saudi, "bila" secara ekstrim menaggalkan "konservatisme Arab." justru Saudi tengah kehilangan potensi ekonominya dari akarnya.
Apa yang disebut Varoufakis sebagai gunungan cash idle, adalah wajah kapitalisme Saudi sesungguhnya. Dengan mengakumulasi ribuan triliun duit, demi ambisi meliberalisasi Saudi.
Sebuah ambisi sebagaimana wajah borjuasi Mekah oleh kepala-kepala suku Quraisy tempo dulu. Video pidato MBS sebagai panglima liberalisasi di daratan Timteng, adalah sebuah deklarasi, melepaskan Saudi dari karakter "political nation." Tesis bahwa ekonomi mengkanibalisasi politik adalah nyata.
Saudi mestinya belajar dari Jepang modern (sebelum mengalami stag akibat demography aging). Jepang, memodernisasi ekonominya jor-joran, tapi dialasi oleh bangunan kebudayaannya yang kokoh. Tumbuh sebagai largest economic, tapi tak meninggalkan otentisitasnya sebagai "political nation identity."
Senada dengan Varoufakis, Joseph E Stiglitz, peraih nobel ekonomi berkata dalam bukunya Dekade Keserakahan, "Ilmu ekonomi kini, menjadi agen perubahan yang dahsyat dibanding politik." Dan itu yang menurut Stiglitz amat berbahaya.
Renungkanlah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H