Ada bagian yang menarik dari tausiah ekonomi Yanis Varoufakis (ekonom Yunani) di TED Talks berjudul Capitalism Will Eat Democracy bahwa ekonomi (kapitalisme) akan mengkanibalisasi politik.
Setali tiga uang dengan liberalisasi Saudi, yang mengandaikan, tereduksinya political nation Saudi. Suatu tatanan politik yang perlahan mereduksi "agama" sebagai entitas negara, sebagaimana world view Saudi dan kota Mekkah sebagai episentrum spiritualisme Islam mondial
Ada benarnya Yanis Varoufakis, bahwa modalisasi dan investasi, telah mengkanibalisasi "political nation" Arab Saudi. Akankah kota Neom dengan nilai investasi Rp7.000 triliun, sebagai turning point menuju Saudi modern, adalah sebuah kota jasa modern, yang sepi dari ekspektasi spiritualisme Islam?
Saudi, dengan cadangan minyak terbukti ada (proven energy) 70 tahun ke depan, adalah underlying asset untuk menghasil gunungan likuiditas nasional, untuk membiayai diversifikasi ekonominya.
Sadar bahwa minyak akan habis suatu waktu, membuat MBS begitu liar membawa Saudi ke tatanan ekonomi baru yang dimulai dengan "liberalisasi Saudi."
Tumpahan likuiditas dari cadangan minyak tersebut ditampung oleh SWF Saudi/Public Investment Fund (PIF); dengan kekayaan sebesar US$ 430 billion (eq, Rp6.106 triliun).
Target Mohammed bin Salman (MBS) pada 2025 nanti PIF akan mengelola US$ 1,1 triliun. Dana ini akan digunakan sebagai pembiayaan diversifikasi ekonomi Saudi hingga 2030 mendatang melalui kota liberal Saudi: Neom. Suatu kota dengan otomatisasi ekonomi jasa dengan jargon "robot of things." Membuat Neom sebagai kiblat baru Saudi dengan semua hiruk pikuk hedonisme yang ditawarkan Saudi.
Apa yang ada di kepala Mohammad Bin Salman, sebagai pembawa bandera liberalisasi Saudi? Ia akan membawa Saudi sebagai "new kind of Europe" di daratan Timur Tengah. Ia men-declare diri membawa bendera liberalisasi Saudi!
Secara husnudzon, saya menduga, kota Neom adalah kota satelit ekonomi Saudi. Semacam vehicle ekonominya Saudi. Satu negara dengan "dua wajah." Neom sebagai wajah liberalisme/Saudi modern, dan Mekah sebagai wajah "konservatisme Islam," sebagai otentisitas Saudi. Dua kutub yang segera membikin Saudi dilihat sebagai anomali, tapi bisa jadi unik.
Menurut saya, dalam bagian tertentu, kearifan lokal adalah aset. Apa yang kita sebut sebagai ekonomi kreatif adalah derivasi dari nilai-nilai kearifan dengan valuasi ekonomi bernilai triliunan.