Diantara bejibun kuliner takjil dari yang berat-berat hingga yang ringan punya, ada yang mencuri perhatian. Dialah nasi Lamang dalam bambu. Bau gosong bambu juga tak kalah menohok.
Kalau di Batusangkar, dikenal dengan Lamang Tapai (bhs Indo tape). Lemang dimakan dengan tapai hitam, atau buah durian dan pisang ambon. Pisang Ambon adalah pisang primordial yang melanglang buana hingga ke Batusangkar.
Kalau di Jakarta Lamang bebas lauk. Lamang bisa dimakan dengan rendang dan berupa-rupa lauk khas Padang. Lebih enak dengan opor ayam. Yang jelas Lamang itu ketan dicampur santan plus sedikit garam, lalu dimasukan ke dalam bambu dan dibakar.
Tiap lewat Benhil, saya selalu terpantik sensasi serabi, palai, risol dan es cendol khas Minang. Sudah tentu daya pikat uni Mila yang beningnya bagai ubur-ubur itu. Namun kini Benhil tak seperti dulu. Mata Uni Mila yang bersih bagai danau mata air lubuak mato kuciang.
Kini penjaja takjil di Benhil rata-rata dengan gerobak. Tidak di bawah tenda seperti dulu-dulu. Buffet mini tempat serabi Uni Nur juga entah persisnya dimana. Si Uni Mila juga tak tampak lagi batang hidungnya atau mata bundarnya terang bagai bohlam philips. Ke Benhil yuk !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H