Tok, tok tok. Haji ditunda. Menag tetapkan tanpa konsultasi ke DPR. Ya sudah.
DPR berang? Ga usah la yah. Percuma. Matematika peta politik itu memperlihatkan, kalau berang, laksana buang garam di laut.
Haji ditunda hingga tahun depan. Memangnya kerajaan Saudi serius? Wallahu'alam
Struktur PDB saudi yang kuat itu cuma tiga. Minyak, haji dan umroh. Lainya cetek.
Harga minyak dunia demand global turun. Harga anjlok. Pendapatan saudi kontraksi tajam.
Tinggal haji & umroh nih. Logika dagang Arab itu cuma dua. (1) Untung. (2) Kalau ga untung, ga boleh tekor barang sepeserpun.
Apa lagi MBS punya mimpi besar bangun NEOM. Kota Arab moderen dengan gelimang kemewahan materialis.
Antena spiritual Saudi seakan terputus-putus mengirimkan gelombang ke dunia. Noise. Ini Arab moderen. Wahabisme terkaing-kaing
Perpaduan spiritualisme dan hedonisme. Memang susah dicomot.
Diicip-icip juga bisa blepotan. Ambil spiritual tinggalkan yang hedon. Pun sebaliknya. Ribet.
Kalau kerajaan Saudi relaksasi gimana? Haji tetap dibuka, tapi dengan protokol Covid-19 yang ketat.
Haji bagi RI itu penting bangat. Makanya banyak yang haji berkali-kali. Dulu.
Tante si anu yang sudah haji, paling berang kalau ga dilabeli haji. Harus "bu haji." Begitu mestinya dipanggil.
Kalau langsung nama. Hidungnya bisa keriput ke atas. Sampai-sampai lobang hidungnya merekah.
Meski tetangga sebelah nestapa. Hidup blangsak bukan main. Yang penting nama bu Haji berkibar-kibar.
Saking pentingnya haji itu, dikampung-kampung, tak sedikit yang memberi nama anaknya Haji. Biar dia bersolek dengan nama anak.
Setiap kepengen dapat gelar haji, dipelototilah buah hatinya. Haji.
Menag sudah minta maaf berkali-kali ke DPR. Tak kuasa. Ini perintah presiden. Huss, UU lebih tinggi dari presiden. Putuskan bersama DPR.
Jangan main kucing kaleng. Memang susah kucing ngumpet dalam kaleng. Mengaum-aum. Cengking. Gaduh.
Wassalam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI