Wacana tiada akhir menjadi bagian dari keterlibatan public dalam memperebutkan ruang kekuasaan. Sekaligus turut andil dalam mempengaruhi citra yang dikehendaki penguasa. Wacana yang dimaksudkan untuk membangun citra, mengalami pembauran dengan penilaian public atas penggunaan kekuasaan. Citra yang dikehendaki mengalami 'koreksi', dan melahirkan citra baru yang ditorehkan pada citra 'dasar' yang ditampilkan penguasa. Citra baru inilah yang mempengaruhi legimasi kekuasaan, dan keberlangsungan kekuasaan yang sedang diembannya. Sehingga pemegang kekuasaan akan terus berusaha mengendalikan citra baiknya dari koreksi public demi kelanggengan kekuasaan. Keberhasilan memmpertahankan kekuasaan akan sangat tergantung dari pemenangan pertarungan citra dari wacana yang bergulir ke public.