Mohon tunggu...
yakub adi krisanto
yakub adi krisanto Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang menjelajahi belantara intelektualitas, dan terjebak pada ekstase untuk selalu mendalami pengetahuan dan mencari jawab atas pergumulan kognisi yang menggelegar dalam benak pemikiran.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gotong Royong: Oase Ditengah Duka Korban Merapi

8 Juli 2011   12:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50 1260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[2]http://www.jogjatrip.com/id/encyclopedia/detail/334/gugur-gunung diakses pada tanggal 6 Juli 2011.

[3] Salatiga Peduli menggunakan istilah ini dalam setiap kegiatan yang dilakukan untuk membantu korban Merapi. Sehingga istilah gugur gunung menjadi representasi gambaran dari kegiatan dan kontekstualisasi dari tindakan gotong royong.

[4] Salatiga Peduli mengawali kiprah kerelawanannya saat terjadi gempa Jogjakarta. Mereka melakukan kegiatan gugur gunung membantu para korban gempa pada setiap hari minggu dari pagi sampai malam hari.

[5] Pakan ternak dimaksud adalah rumput untuk makanan sapi.

[6] Kedatangan relawan dalam bentuk rombongan menjadi penegasan bahwa bantuan yang diberikan merupakan bentuk dari gugur gunung.

[7] Tembok disini menggunakan tanda kutip, karena bukan tembok sebenarnya melainkan anyaman bambu yang disebut kepang.

[8] Perlu dilakukan klarifikasi atas istilah brokering untuk menghindarkan persepsi negative. Brokering dalam hal ini adalah perantaraan antara kedua belah pihak, antara yang membutuhkan dengan pihak yang mempunyai kebutuhan yang dibutuhkan. Salatiga Peduli memainkan peran perantaraan untuk memperoleh bantuan yang dibutuhkan oleh korban Merapi. Dalam hal ini bisa dipahami bahwa Salatiga Peduli adalah penyalur bantuan, yaitu menyalurkan bantuan dengan memanfaatkan bantuan untuk mendukung pembangunan rumah. Perantaraan juga memuat proses ‘perubahan’ dari bantuan yang hanya menjadi salah satu kebutuhan menjadi bentuk lain yaitu rumah.

[9] Sajak ini dibuat pada tanggal 18 Juni 2011.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun