Ketiga, idep (meresapi) menyimpan dalam hati dan merfleksikan nilai-nilai budaya. Sebagai bekal untuk kehidupan pribadi,keluarga dan masyarakat. Bekal dalam artian nilai-nilai budaya itu hidup dalam segala aneka khidupan sehari-hari. Kalan dan dimana saja kita berada.
Keempat, toming (meniru) budaya tanpa praktek sama dengan hampa. Kegiatan meniru dimaksud bisa melalui latihan-latihan pribadi di rumah, keluarga dan masyarakat. Meniru dalam konteks penghayatan akan nilai budaya. Bukam meniru untuk mendiskreditkan budaya.
Kelima, pande (berbuat). Berbuat atau menjalankan budaya itu sesuai dengan jabatan atau kapasitas kita dalam suatu acara. Mengenal posisi dalam ruang budaya sangatlah penting. Orang mengenal kita melalui bahasa dan tingkah laku kita.
Mengenal Adak Kapu agu Naka dalam Budaya Manggarai
Mengenal arti kata secara harafia. Kapu dapat diartikan sebagai gendong atau mengendong. Naka diartikan sebagai menyambut. Dalam ungkapan umum diartikan sebagai Syukuran.Â
Apa Manfaat Kapu agu Naka dalam Budaya Manggarai
Apa yang mendasari orang Manggarai melakukan syukuran?. Pertama, dari segi perkmebangan manusia ataua beka weki. Dari satu manusia berkembang menjadi 2 hingga ratusan manusia dalam satu turunan. Turunan yang dimaksud adalah dari darah ayah.Â
Kedua, aspek membangun dan memperkokoh keluarga. Mempererat relasi antara manusia. Anak atau cucu dengan leluhur, keluarga ata one dan ata peang (keluarga turunan lami yang mentap di kampung dan saudari atau tanta yang menetap diluar kampung)
Ketiga, relasi Manusia dan Tuhan
Sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan, yang telah menganugerahkan kehidupan. Nafas dan perkembangan keluarga secara fisik,mental dan kerohanian.
Keempat, relasi manusia dengan leluhur. Sebagai ungkapan terima kasih kepad leluhur atas jasa dan segala kebaikan.