Sudah 7 dekade kemerdekaan Indonesia. Negeri pemburu ikan paus, mendapat  julukan sebagai daerah terdepan, terpencil dan tertinggal (3T). Daerah yang berada di selatan Indonesia ini,  berbatasan dengan laut Sawu dan berjarak 145 mil laut dari kota Timor Leste. Daerah dengan jumlah PNS gol IV sebanyak 355 orang.Â
Terdapat 9 kecamatan dan 144 desa dan 7 kelurahan. Jumlah penduduk miskin sebanyak 78.350 jiwa atau 26,21%. Memiliki guru 340, generasi penerus Lembata yaitu pelajar sebanyak 4.272 siswa. Sebutan nama  Lembata sejak 1 Juli 1967 melalu musyawarah rakyat. Â
Menjadi daerah 3T bukan untuk diremehkan. Lembata  menjadi kebanggaan karena bertahan di garis terdepan Indonesia. Bukan pula harus merasa sedih  menjadi warga nomor dua dan menjadi patah semangat.Â
Lembata menyimpan keunggulan  potensi sumber kekayaan alam budaya. Budaya Lamaholot merupakan salah satu nilai lokal yang mengikat tatanan sosial masyarakat.Â
Berbeda dengan wilayah lainnya di Pulau Flores, walaupun berada dalam satu daratan tetapi memiliki bahasa yang berbeda. Budaya Lamaholot, mampu mengikat semangat persaudaraan wilayah Flores Timur (Larantuka) di daratan Flores, Pulau Adonara, P. Lembata dan P. Solor.
Semangat persaudaraan budaya ini menjadi fondasi kekuatan dalam mengembangkan Lembata. Untuk melihat lebih jauh, mari kita perhatikan data. Data BPS Kabupaten Lembata tahun 2022, tidak banyak menyajikan data potensi sumber kekayaan alam.Â
Secara umum, potensi daerah yang  dikelola secara tradisi turun temurun adalah perikanan dan pertanian.  Potensi perikanan belum dikelola secara optimal dalam skala industri. Selain itu, negeri yang memilki 3 gunung api ini memiliki sumber kekayaan alam panas bumi yang belum termanfaatkan. Â
Sumber energi yang terbarukan ini agar menjadi prioritas pemerintah daerah untuk dimanfaatkan. Sumber kekayaan alam lainnya berupa mineral yang tentunya belum dapat dimanfaatkan dan tersimpan menjadi kekuatan jangka kedepan Lembata.
Konsep pengembangan Lembata  dilakukan dengan melihat sektor dominan yaitu sektor perikanan, pertanian serta perdagangan dan jasa. Konsep pengembangan ini dapat didukung dengan kebijakan pemerintah pusat,  bekerjasama dengan sektor swasta serta kerjasama antara wilayah dengan kabupaten lainnya.Â
Kebijakan pusat seperti terkait dengan pengembangan infrastruktur penunjang seperti listrik. Kebijakan kerjasama antar wilayah di sektor perikanan seperti penangkapan, pengapalan dan industri perikanan.
Kebijakan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang menjadi pedoman kemajuan Lembata menuju kota terdepan yang dicita-citakan.
Dalam pembangunan jangka pendek, fokus pembangunan pada  pelayanan pemerintah dan akses masyarakat terhadap kesehatan dan pendidikan. Pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Pendidikan yang memberikan kesetaraan kesempatan  kepada warga tidak mampu.Â
Dengan pendidikan akan menghasilkan sumberdaya manusia Lembata yang unggul kedepannya. Â Menjadi kunci utama untuk kemajuan Lembata. Diharapan pula, Lembata memiliki kebijakan jangka menengah dalam mengembakan energi bersih. Energi yang bersumber pada kekayaan alam Lembata.
Sebagai wilayah terdepan, kita bisa mengambil pembanding wilayah lain yang lebih jauh lagi ke selatan. Misalnya, New Zealand yang merdeka tahun 1907 dengan pendapatan perkapita saat ini sebesar 53 juta per bulan.  Di Asia seperti Singapura (merdeka 1965) yang tidak memiliki sumber daya alam dengan jumlah 48,75 juta, dan Tiongkok dengan pendapatan perkapita  15,915 juta.
Pembanding tiga negara tersebut dalam geografis, semoga menjadi konsep berpikir yang dapat memberikan nilai optimis dalam pengembangan Lembata kedepan.Â
Misalnya, Singapura yang tidak memiliki sumber kekayaan alam dan New Zealand yang merdekan 42 tahun sebelum Indonesia. Akankah Lembata, 45 tahun kedepan mengalami peningkatan sumberdaya manusia dan tercapai peningkatan kesejahteraan yang ditopang oleh pendapatan perkapita yang semakin baik ?
Untuk mencapai cita-cita Lembata kedepan, perlu dialog dan komunikasi akan tujuan besar membangun Lembata. Semangat persaudaraan Lamaholot menjadi kekuatan untuk mengkolaborasikan semua pemangku kepentingan. Membangun kesatuan langkah pembangunan dalam semangat persaudaraan Lamaholot.
Sebagai bagian dari warga Lamaholot, ikut bangga dengan Obbie Mesakh dan Andmesh. Dari tempat yang terpencil, bisa menghasilkan karya seni yang melegenda. Seperti penggalan  lirik ini, "Aku tak punya bunga, Aku tak punya harta, Yang kupunya hanyalah hati yang setia, Yang kupunya hanyalah hati yang setia, Terimalah cintaku yang luar biasa tulus padamu".Â
Lagu ini yang dibawakan Andmesh di Kawasan Water Front Labuan Bajo beberapa waktu lalu di depan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana. Pelukan seorang ibu negara sangat erat diakhir lagu ini kepada penyanyinya. Sebuah ungkapan hati yang mendalam dari Ibu Negara terhadap karya seni yang luar biasa.
Semoga hal ini menjadikan kita warga Lamaholot terus semangat. Di periode mendatang, Berlian yang ada di tanah Lembata dapat menjadikan Lembata  sebagai New Zealandnya Indonesia. Misi kita 2045, Lembata menjadi yang Terdepan dan Terindah. Semangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H