“Selamat malam juga,” jawab Frater dengan sopan.
Lekas kedua orang tuaku masuk ke dalam rumah, Frater juga langsung memberitahukan kemauanku untuk bersekolah di seminari kepada kedua orangtuaku. Orantuaku tampak tidak percaya dengan pilihanku untuk bersekolah di seminari. Namun ketika mendengarkan penjelasan Frater, orangtuaku langsung senang dan ibuku langsung memelukku. Setelah berbincang dengan kedua orang tuaku, Fraterpun pamit pulang ke rumahnya yang letaknya tak jauh dari rumahku, menembusi lorong-lorong sempit dan gelap yang menyelimuti malam dingin.
***
Tepat pada pukul tujuh pagi Aku bersama Frater Andris berangkat ke gereja untuk mengisi formulir pendaftaran siswa baru. Selesai pendaftaran Aku dan Frater Andris berjalan kembali ke rumah dengan hati gembira. Sesampainnya di rumah Aku langsung memberitahukan kepada kedua orangtuaku.
***
Pada tanggal 14 desember 2020 Aku masuk ke Seminari Menengah San Dominggo Hokeng. Dengan hati yang sedih dan perasaan yang sendu, terpaksa Aku meninggalkan kedua orangtuaku yang berdiri menatap kepergianku tepat di depan pintu gerbang seminari. Ibuku meneteskan air mata melihat kepergianku. Dengan langkah perlahan dan pasti, Aku berjalan menyusuri lorong-lorong di seminari, hingga tiba tepat di depan asrama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H