Mohon tunggu...
Yakobus Asa
Yakobus Asa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Calon Imam, Kongregasi SSCC

Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis – Kuntowijoyo. saat ini masih menempuh pendidikan di uiversitas sanata darma, kampus Teologi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Panggilan Menjadi Seminaris

2 November 2023   11:31 Diperbarui: 2 November 2023   11:33 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pannggung Pesta Emas, SMAS San Dominggo, Hokeng (Dok. pribadi)

“Oh ok, Bi,” ibu pun pergi meninggalkan kami.

“Frater juga pamit pulang ya.”

“Oh iya, Frater.”

“Jangan lupa sebentar sore,” ucap frater seraya berjalan pulang menyusuri lorong di depan rumah ku.

“Ok, Frater,” jawabku sambil menekuk secangkir kopi di depan ku.

                                                                         ***

            Senja pun tiba tepat pada pukul tiga sore  Aku berjalan bersama Frater Andris dan teman-teman yang lain, berjalan menyusuri jalan desa yang sempit menuju ke lapangan. Pada pukul setengah empat pertandingan pun di mulai dan berakhir pada pukul enam tepat.

            Seusai bermain bola kami duduk di lapangan bola kaki dengan santai, menikmati keindahan langit senja di baluti awan kemerah-merahan.

            Frater Andris banyak bercerita tentang pengelaman pribadinya dan motivasi panggilanya.

Banyak sekali hal-hal menarik yang di ceritakannya, hingga membuat aku tertarik untuk masuk ke seminari. Salah satu cerita yang membuat Aku tertarik untuk masuk ke seminari, yaitu pada saat Frater Andris menceritakan tentang pengembangan bakat dan minat di seminari. Salah satunya adalah teater. Aku sangat suka teater dan Aku mau mengembangkannya di seminari.

            Setelah berbincang beberapa lama, Frater Andrispun bertanya kepadaku. “Di mana sekolah pilihanmu, untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun