Di zaman modern ini tentu kita tidak asing dengan kalimat "open minded". Kalimat ini tentunya sangat familiar oleh anak muda sekarang. Tidak terlepas dengan kalangan yang lebih tua. kata atau pemikiran "open minded" ini sudah tersebar luas ke semua kalangan muda maupun tua.
Namun "Open Minded" sendiri masih banyak mengsalah artikan pemikiran ini. Open Minded sendiri menyaring dan memahami pemikiran yang masuk dari pemikiran dari kalangan luar. Tentunya sangat bagus untuk bisa menerima dan pemikiran yang belum pernah terpikir sebelumnya. Namun Masih banyak orang yang tidak tahu kapan batas yang harus kita saring untuk menerima pemikiran yang belum pernah terpikiran oleh diri sendiri.
Contoh dari pemikiran "Open Minded" sendiri adalah menerima atau mengiyakan sex bebas adalah hal yang biasa. Pemikiran ini tentu saja sudah salah, namun banyak orang masih berpikiran di zaman modern ini sex bebas adalah hal yang  biasa.
Memang negara negara luar sudah biasa dengan sex bebas ini. Namun tidak sedikit juga negative yang di dapatkan dengan pemikiran sex bebas ini. Dikutip dari Global  HIV & AIDS statistic: bahwa 39 juta orang terkena penyakit HIV, 1,3 juta orang baru-baru ini terkena penyakit HIV, dan 40,4  juta orang dinyatakan meninggal karena penyakit HIV.
Dalam Jumlah yang sebanyak ini tentunya sangat merugikan Masyarakat yang sudah dipengaruhi oleh pemikiran "sex bebas" adalah hal yang biasa. Dari data ini kita bisa melihat bagaimana pemikiran "open minded" tentang sex bebas sangat bahaya untuk pemikiran seseorang.
Para remaja dan orang dewasa pasti berpikiran sex bebas adalah hal yang menguntungkan dari segi sosial maupun segi kepuasaan diri sendiri. Tapi mereka lupa jika pemikiran ini dapat merugikan diri mereka sendiri. Terutama orang yang berusia 22-30 mereka sangat membutuhkan hal ini, maupun itu dari segi kepuasaan dan segi sosial.
Terutama para remaja yang di embel-embel kan dengan kata "kalo lu belum pernah berhubungan intim lu cupu". Pemikiran seperti ini tentunya sangat menyimpang dengan apa yang dimaksud dengan "Open Minded" itu sendiri.
Ada juga pemikiran "Open Minded" yang menyimpang seperti menerima pemikiran LGBTQ adalah hal yang wajar. Pemikiran ini tentunya sangat bertolak belakang dengan negara,biologis,dan agama. Namun banyak yang masih berpikiran pemikiran LGBTQ ini harus di terima.
Kita semua tahu bahwa LGBTQ sudah lama adanya, namun pemikiran ini semakin lama semakin mempengaruhi sosial di Masyarakat. Dahulunya Orang orang LGBTQ adalah orang yang  berkelainan pada seksualitas. Namun sekarang orang orang banyak mennganggap pemikiran ini adalah gaya hidup atau life style.
Semakin banyaknya LGBTQ ini semakin bertambah juga kasus AIDS yang sudah mencatat jutaan kematian. Namun yang paling menjadi masalah dimana orang orang yang berpikiran ini harus menginfluence orang yang tidak menyutujui adanya pemikiran ini.
Sudah banyak kejadian seperti ini contoh nya di amerika serikat. Di amerika serikat orang orang yang berpikiran LGBTQ ini berkampanye menyuarakan jika pemikiran ini harus di terima oleh kalangan Masyarakat. Tidak hanya menyuarakan saja namun mereka juga membuat keributan di jalan,vandalism,melakukan demo secara anarki.
Tentunya perilaku ini sangat meresahkan Masyarakat sekitar. Mereka tidak tahu bahwa orang orang mempunyai kegiatan yang sangat penting mereka sendiri seperti bekerja. Namun itulah yang terjadi di kalangan sosial dunia saat ini.
Ada juga pemikiran dari "Open Minded" mencari uang dengan cara yang tidak biasa. Kita tahu bahwa mencari uang bukanlah suatu hal yang gampang. Namun beberapa orang yang mengira mereka "open minded" bisa mencari uang dengan secara tidak lazim.
Contoh pekerjaan yang di sebut "open minded" ini adalah menjual diri mereka untuk menarik perhatian seseorang. Contohnya orang orang sudah biasa menjual nude atau photo ataupun video mereka yang tidak senonoh. Bagi mereka ini adalah pikiran yang "open minded" karena mereka bisa mencari uang hanya bermodalkan tubuh nya saja.
Kejadian ini banyak melibatkan Perempuan, dan memang rata-rata yang melakukann kegiatan ini adalah Perempuan. Mereka menganggap dengan pekerjaan seperti ini adalah hal yang cerdas dan lebih menguntungkan daripada mereka bekerja seperti layaknya orang orang sekirar.
Hal ini tentu sangat tidak baik dan membawa dampak negative, sudah banyak orang orang yang melakukan pekerjaan ini di masa ini. Mereka tidak tahu atau tidak sadar dampak yang diberikan kepada Masyarakat sangatlah besar dan tidak menaati undang-undang dan norma.
Jadi dari perilaku "open minded" yang melenceng dan salah yang dijelaskan tadi. Kita seharusnya lebih memahami yang apa yang disebut pemikiran "open minded" itu sendiri. Kita harus tahu Dimana kita harus tahu Dimana harus berhenti menyaring pemikiran yang ada diluar sana.
Point saya untuk pemikiran "open minded" ini kita harus tahu dimana kita harus berhenti menyaring dan tidak menyetujui apa saja pemikiran pemikiran yang terjadi di luar sana. Jika pemikiran "open minded" tersebut berdampak baik bagi individu maupun Masyarakat kita bisa mencoba menerima pemikiran tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H