Mohon tunggu...
Yahya Hansamuda Devilen
Yahya Hansamuda Devilen Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Yahya Hansamuda Devilen Mahasiswa Unand FISIP Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Kata "Open Minded"

2 Januari 2024   21:00 Diperbarui: 2 Januari 2024   21:06 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah banyak kejadian seperti ini contoh nya di amerika serikat. Di amerika serikat orang orang yang berpikiran LGBTQ ini berkampanye menyuarakan jika pemikiran ini harus di terima oleh kalangan Masyarakat. Tidak hanya menyuarakan saja namun mereka juga membuat keributan di jalan,vandalism,melakukan demo secara anarki.

Tentunya perilaku ini sangat meresahkan Masyarakat sekitar. Mereka tidak tahu bahwa orang orang mempunyai kegiatan yang sangat penting mereka sendiri seperti bekerja. Namun itulah yang terjadi di kalangan sosial dunia saat ini.

Ada juga pemikiran dari "Open Minded" mencari uang dengan cara yang tidak biasa. Kita tahu bahwa mencari uang bukanlah suatu hal yang gampang. Namun beberapa orang yang mengira mereka "open minded" bisa mencari uang dengan secara tidak lazim.

Contoh pekerjaan yang di sebut "open minded" ini adalah menjual diri mereka untuk menarik perhatian seseorang. Contohnya orang orang sudah biasa menjual nude atau photo ataupun video mereka yang tidak senonoh. Bagi mereka ini adalah pikiran yang "open minded" karena mereka bisa mencari uang hanya bermodalkan tubuh nya saja.

Kejadian ini banyak melibatkan Perempuan, dan memang rata-rata yang melakukann kegiatan ini adalah Perempuan. Mereka menganggap dengan pekerjaan seperti ini adalah hal yang cerdas dan lebih menguntungkan daripada mereka bekerja seperti layaknya orang orang sekirar.

Hal ini tentu sangat tidak baik dan membawa dampak negative, sudah banyak orang orang yang melakukan pekerjaan ini di masa ini. Mereka tidak tahu atau tidak sadar dampak yang diberikan kepada Masyarakat sangatlah besar dan tidak menaati undang-undang dan norma.

Jadi dari perilaku "open minded" yang melenceng dan salah yang dijelaskan tadi. Kita seharusnya lebih memahami yang apa yang disebut pemikiran "open minded" itu sendiri. Kita harus tahu Dimana kita harus tahu Dimana harus berhenti menyaring pemikiran yang ada diluar sana.

Point saya untuk pemikiran "open minded" ini kita harus tahu dimana kita harus berhenti menyaring dan tidak menyetujui apa saja pemikiran pemikiran yang terjadi di luar sana. Jika pemikiran "open minded" tersebut berdampak baik bagi individu maupun Masyarakat kita bisa mencoba menerima pemikiran tersebut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun