Kemudian, investor saham adalah manusia yang memiliki rasa, perilaku, dan naluri mengetahui arah ekonomi menuju baik atau menuju buruk, atau risiko semakin besar atau semakin kecil, sekalipun mereka (investor) tidak betutur kata untuk menyampaikan hal tersebut, dalam ilmu keuangan hal ini disebut penjelasan perilaku keuangan (behavioral finance). Risiko ekonomi cenderung semakin besar, bila masih belum nampak kesuksesan pada kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah dalam berbagai bidang. Semoga keberhasilan kebijakan tersebut akan nampak pada tahun 2016 yang akan datang.
Akhirnya, ada yang aneh lagi. Tidak ada yang membantah, bahwa imbalan investasi pada saham jauh lebih tinggi dibandingkan dengan imbalan suku bunga deposito. Ratusan triliun dana jangka panjang milik dalam negeri di lembaga keuangan dalam negeri, namun tidak banyak yang bergeming terhadap saham. Keanehan ini harus dijawab pihak Otoritas Jasa Keuangan secara umum, dan pengelola bursa efek secara khusus.
Apa kendala mengapa investor dalam negeri agak enggan berinvestasi. Ketika telah ditemukan akar permasalahan, dan dicari solusi yang tepat guna, sehingga investor dalam negeri menjadi tuan rumah di pasar modal Indonesia. Saat ini, cenderung masih banyak investor asing yang meramaikan pasar saham di Bursa Efek Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H