Tahap awal dari proses financial planning adalah melakukan financial check-up. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam financial check-up, yaitu melakukan check-up pendapatan dan pengeluaran, dan perhitungan kondisi aset dan kewajiban sekarang, serta melakukan risk profiling.
Check-up pendapatan dan pengeluaran perlu dikelompokkan dalam arus kas bulanan dan tahunan agar bisa diidentifikasi apakah pendapatan atau pengeluaran itu dilakukan setiap bulan atau setiap tahun. Sebagai ilustrasi dalam penyusunan arus kas bulanan dan tahunan, dapat dilihat pada table berikut.
Jenis
Komponen
Contoh
Arus Kas Bulanan
Pendapatan
Gaji
Hasil Usaha
Penghasilan lain
Pengeluaran
Pengeluaran Pribadi
Pengeluaran Rumah Tangga
Transportasi
Kegiatan Sosial
Asisten Rumah Tangga
Tabungan/Investasi
Cicilan Utang
Premi Asuransi Bulanan
Zakat
Pajak
Pengeluaran lain
Arus Kas Tahunan
Pendapatan
THR
Bonus
Pendapatan Tahunan Lainnya
Pengeluaran
Hari Raya
Liburan
Premi Asuransi Tahunan
Iuran Tahunan
Zakat
Pajak
Pengeluaran Tahunan Lainnya
Setelah melakukan check-up pada kondisi pendapatan dan pengeluaran bulanan dan tahunan, langkah selanjutnya adalah melakukan check-up pada kondisi aset dan kewajiban. Semua aset dihitung, baik aset lancar maupun tidak lancar. Semua kewajiban juga dihitung dan dikelompokkan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Sebagai ilustrasi, lihat tabel berikut.
Jenis
Komponen
Contoh
Aset
Aset Lancar
Kas
Tabungan
Deposito
Aset Tidak Lancar
Rumah
Tanah
Mobil
Investasi
Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang kartu kredit
Utang jangka pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Utang KPR
Utang KKB
Net Worth
Total Aset – Total Kewajiban
Dari hasil check-up pada komponen pendapatan dan pengeluaran serta aset dan kewajiban, dapat diketahui apakah kondisi keuangan seseorang itu sehat atau tidak. Standar penentuan kesehatan finansial yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
Rasio Keuangan
Batasan
Keterangan
1.
Rasio Likuiditas
Min. 9x
Aset Lancar/Pengeluaran Bulanan
2.
Rasio Aset Lancar terhadap Kekayaan Bersih
Min. 15%
Aset Lancar/Kekayaan Bersih
3.
Rasio Utang terhadap Aset
Maks. 50%
Total Utang/Total Aset
4.
Rasio Cicilan
Maks. 30%
Cicilan Utang Bulanan/Penghasilan Bulanan
5.
Rasio Aset Investasi terhadap Kekayaan Bersih
Min. 50%
Aset Investasi/Kekayaan Bersih
6.
Rasio Menabung
Min. 10%
Komitmen Investasi Bulanan/Penghasilan Bulanan
Sumber : QM Financial
Hal yang juga perlu dilakukan dalam melakukan financial check-up yaitu melakukan risk profiling. Dalam risk profiling ini, profil resiko seseorang dalam berinvestasi akan dinilai. Secara umum, ada tiga kelompok besar profil resiko investasi seseorang, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.
Seseorang dengan profil resiko konservatif lebih mengutamakan kehati-hatian dalam melakukan investasi. Profil resiko konservatif lebih menyukai produk beresiko rendah, walaupun dengan potensi return yang kecil. Produk-produk yang cocok untuk profil resiko ini contohnya adalah tabungan, deposito, dan reksadana pasar uang. Produk-produk jenis ini biasanya memberikan potensi return sebesar 0 -10 % p.a.
Seseorang dengan profil resiko moderat lebih berani dibandingkan konservatif dalam melakukan investasi. Profil resiko moderat lebih menyukai produk investasi beresiko menengah, dengan tingkat potensi return menengah. Produk-produk yang cocok untuk profil resiko jenis ini contohnya reksadana pendapatan tetap, obligasi, dan reksadana campuran. Produk-produk jenis ini biasanya memberikan potensi return sebesar 7-20 % p.a.
Seseorang dengan profil resiko agresif berani melakukan investasi pada produk-produk beresiko tinggi dengan potensi return yang juga tinggi. High return, high risk. Semakin tinggi potensi return yang mungkin didapatkan, semakin tinggi pula resiko terhadap investasi itu, bahkan terhadap hilangnya nilai pokok investasi. Produk-produk yang cocok untuk profil resiko jenis ini contohnya adalah saham, forex, reksadana saham, reksadana campuran, structured product, dan komoditi. Produk-produk jenis ini biasanya memberikan potensi return lebih dari 20 % p.a. namun dengan potensi kerugian atau bahkan kehilangan nilai pokok investasi yang besar.
Hasil dari financial check-up dan risk profiling ini nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam proses financial planning selanjutnya, yaitu penentuan financial goal, penyusunan strategi untuk mencapai financial goal, financial planning execution, dan monitoring and review.
Bersambung
Baca juga:
Financial Planning Series: Introduction
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H