Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

My First Kiss

9 Februari 2019   19:49 Diperbarui: 9 Februari 2019   20:30 6311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bibir, sumber : Warta Kota - Tribunnews.com

"Iya aku janji" kata Yanti kini semakin cemas

"Aku pengen cium kamu..." kataku tertahan....

Lalu adegan yang sama terulang kembali. Kini aku yang melepas seat belt, dan sekali lagi aku menikmati suara "klik" dari seat belt yang dilepas itu. Scene yang kedua jelas lebih lama durasinya dari yang pertama. Pintu mobil yang diketuk satpam berulang kali itu kemudian membuyarkan semuanya. Untungnya pintu mobil terkunci karena sang satpam itu berusaha membukanya.

"Jangan buka pintunya!" kata Yanti cemas.

"Iya, iya, matiin dulu dong senternya" kataku sambil membuka sedikit jendela mobil. Ketika satpam itu mematikan senternya, aku lalu menggeser tuas versneling dan membejek gas mobil. Wuss... mobil melesat seketika meninggalkan satpam yang melompat sambil memaki. Aku tak tahu persis apa yang dikatakannya. Yang kuingat hanya kata terakhir, Jancuk!

***

Minggu keesokan harinya aku berangkat ke Bali bersama mama untuk menghadiri acara nikah sepupu. Lima hari di Bali aku rasa saat yang tepat untuk evaluasi diri. Untuk kuliah dimana aku nantinya dan juga untuk evaluasi rasa. Apakah yang kemarin itu cinta, atau apa? Soalnya aku suka "meriang" kalau mengingatnya. Aku bahkan mampu menjelaskan urutan scene itu secara detail detik per detik...

Tapi nasehat teman-temanku itu tidak boleh diabaikan. Jangan baper, apalagi sampai jatuh hati. Dia itu heartbreaker, profesional, pembosen dan bukan pacar yang setia, karena baginya semuanya untuk iseng semata. "Ah, sayang, aku suka dia" bisikku dalam hati. Tapi bagaimana lagi, cinta memang tidak bisa dipaksakan. Terpaksa rasa ini aku kubur dalam-dalam. Setidaknya my first kiss itu dengan orang yang kusuka.

Aku jadi teringat first kiss sobatku, Arief. Setahun lalu, pada satu sore yang cerah, bibir Arief dilumat bi Juminten, tukang cuci-setrika mereka. Setelah itu bi Juminten menenggak ba-*-gon. Rupanya suami ibu beranak lima itu direbut seorang pelakor. "Malangnya" jiwa bi Juminten masih terselamatkan, dan suaminya pun kembali kepelukannya. Seminggu kemudian bi Juminten sudah bisa bekerja kembali seperti sediakala. Namun sejak itu, Arief setiap Jumat Kliwon dibawa ibunya ke Pskiater...

Malming (malam minggu) berikutnya Indra sudah menelfonku. Katanya ada sedikit kejutan. Aku berdebar, apakah Yanti suka padaku? Ah jangan baper! Rasa itu pun kemudian tergerus seperti senja ditelan malam. Kejutannya adalah Indra punya gebetan baru. Namanya Yurike sepupu Linda sendiri. Rupanya Indra dan Linda ini tidak cocok. Indra orang pekaes, Linda orang pedeipe. Mereka itu beda platform. Linda kemudian mengenalkan Yurike yang orang pekabe itu kepada Indra.

Rencananya kami jalan berempat. Indra, Yanti, Yurike dan aku. Indra sudah menjemput Yanti. Tapi kemudian ada perubahan mendadak. Yanti di-drop Indra di rumah saudaranya, dan nantinya akan dijeput kembali. Indra kemudian menjemput Yurike dan aku. Ternyata Linda ikut juga bergabung. Aku kemudian menyetir dan Linda duduk di sampingku, Indra dan Yurike duduk di belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun