Banyak pengamat yang mengatakan situasi pelik di Liverpool ini karena macetnya keran gol dari penyerang. Tidak sepenuhnya salah, sebab tahun lalu kekurangan lini belakang ini bisa ditutupi oleh gelontoran gol para penyerang. Mungkin Liverpool kemasukan 3 gol, tetapi Salah dan kawan-kawan masih bisa mencetak 5 gol!
Para penyerang sayap itu (Salah dan Mane) hebat karena didukung oleh dua bek sayap (Robertson dan Arnold/Gomez) yang rajin naik membantu, plus solidnya pressing trio lapangan tengah untuk melapis mereka. Kini Salah dan Mane kehilangan dukungan umpan cepat dari kedua sayap.
Ketika Liverpool dalam transisi menyerang setelah serangan lawan berhasil dipatahkan, Robertson dan Arnold/Gomez menjadi tokoh kuntji utama dalam melakukan serangan balik cepat untuk dieksekusi oleh Salah/Mane, ataupun mereka eksekusi sendiri lewat sebuah tendangan keras. Kecepatan dan momentum adalah kata kuncinya, karena lawan belum siap dari transisi menyerang ke bertahan!
Kalau kita cermati statistik dalam dua periode itu, jelas terlihat penurunan gol Liverpool. Periode I mencetak 19 gol dan Periode II 9 gol saja (menurun lebih dari setengah) Sekarang kita cermati kemasukan gol-nya. Periode I kemasukan 2 gol dan Periode II 9 gol (naik hampir lima kali lipat!) Padahal pada periode II Liverpool hanya minus Gomez dan Arnold saja.
***
Seperti biasa selalu ada dua cara untuk melihat satu hal (tergantung dari sudut pandang yang melihatnya) apakah gelas yang terlihat itu setengah penuh atau setengah kosong. Liverpool kini bermain hanya di dua turnamen saja, EPL dan Liga Champion sementara City harus bijak membagi konsentrasinya untuk empat turnamen. Jadi bisa saja City akan terpeleset lagi.
Akan halnya Klopp, musim inilah saat terbaik baginya untuk meraih gelar. Musim depan situasinya akan jauh lebih sulit. Hotspur dengan stadion barunya pasti akan mendatangkan banyak pemain hebat. Demikian juga dengan City, MU, Arsenal dan tentu saja Chelsea.
Dewi fortuna tadinya sudah menjauhkan Klopp 7 poin dari Pep. Kalau Klopp arif, dia bisa saja membuatnya menjadi 10 poin atau setidaknya tetap 7 poin ketika Liverpool bertandang ke Etihad Stadium kemarin itu. Kini perjuangan Klopp semakin berat, bukan karena Pep, Mou atau siapapun. Tetapi justru karena Klopp mempersulit dirinya sendiri...
Salam sepakbola
Aditya anggara
Referensi,