Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"You Were Always On My Mind"

8 Januari 2019   19:38 Diperbarui: 8 Januari 2019   19:50 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandra menyadari jatuh cinta kepada Andre justru ketika mereka terpisah jauh. Setiap malam Sandra tak bisa melupakan wajah dan momen-momen ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Hal itu pun sering menimbulkan pertengkaran dengan Tony. Terkadang Sandra ingin pulang saja. Tetapi Kini posisi mereka terbalik. Tony butuh dukungannya seperti ketika Sandra tergantung kepada Tony dulu. Kalau ditinggalkan sendiri, mungkin Tony akan bunuh diri....

Ah betapa baiknya Andre kepadanya. Dulu Sandra pernah memaksa Andre berlibur selama empat hari ke Bali. Seminggu kemudian, Andre berpindah kantor ke kawasan Kuningan. Ternyata Andre dipecat bos-nya gara-gara tetap pergi ke Bali walaupun tidak diizinkan! Ketika itu Andre menanggapinya dengan tertawa, "Bos baru lebih asik, gak cerewet..." Ah Andre, semuanya terlihat begitu simpel baginya.....

Bagi Andre perpisahan dengan Sandra itu teramat berat sehingga membuatnya depresi. Realita dan ilusi menjadi susah dibedakan. Sampai kemudian terjadi kecelakaan mobil yang membuatnya gegar otak! Bersama dokter psikiatrinya, Andre secara perlahan mencoba merajut kembali memori-memori yang hilang tersebut satu persatu agar bisa menjadi sebuah cerita yang utuh untuk memudahkan dirinya menata hidupnya kelak.

***

Dua tahun berlalu dengan cepatnya. Andre sudah pulih dan beraktivitas seperti sedia kala. Malam itu Andre duduk di pojokan sebuah cafe untuk menikmati latte-nya. Seketika matanya menatap sesosok wajah yang tidak pernah bisa pergi dari ingatannya. Sosok itu juga balas menatapnya dengan tajam, lalu menunduk lemah.

Andre segera mendekati sosok itu. Mereka kemudian saling menatap dari jarak dekat. Keduanya hanya membisu tak tahu harus berkata apa. Andre lalu memeluk sosok itu dan berbisik lembut di telinganya. "Sandra, aku kangen banget sama kamu. Kamu harus tau kalau aku gak pernah membencimu, aku selalu sayang sama kamu..." Andre kemudian terdiam, tak tahu berkata apa lagi. Emosinya menggelegak oleh rindu tak tertahankan yang tidak bisa diterjemahkannya lewat kata-kata...

Sosok itu hanya membisu. Akan tetapi pelukannya seperti tidak ingin terlepas dari badan Andre. Detak jantungnya terasa cepat menandakan emosi yang tertahan. Sepuluh menit kemudian kebisuan itu berlalu. Sosok itu kemudian berbisik lembut di telinga Andre, "Maafkan aku yang selalu menyakitimu. Aku juga sayang sama kamu, tapi aku takut jumpa kamu, maafkan aku ya dre..." suara bisikan itu kemudian berubah menjadi sebuah jeritan kecil yang menyayat hati...

Kini keduanya kembali membisu, namun emosi keduanya sudah menyatu. Irama jantung mereka saling bersahut-sahutan dalam dekapan erat, menggantikan kata-kata yang sering justru tak bermakna. Manakah yang lebih indah, keheningan dengan seribu makna atau keriuhan ribuan kata tapi tanpa sebuah makna?

Sayup-sayup terdengar lagu lawas dari Willie Nelson, You Were Always On My Mind yang dibawakan oleh penyanyi yang wajahnya mirip benar dengan Lucie Silva situ...

Maybe I didn't love you

Quite as often as I could have

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun