Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"You Were Always On My Mind"

8 Januari 2019   19:38 Diperbarui: 8 Januari 2019   19:50 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Air mata dan hujan (foto koleksi pribadi

Andre masih meringis menahan sakit ketika mendengarkan penjelasan dokter cantik bernama Sandra itu tentang pemakaian obat yang harus dimakannya. Yeah, pangkal paha Andre tadi digigit lipan ketika duduk di bebatuan, persis di halaman belakang rumah temannya. Andre terlihat kesal karena harus menahan malu dan sakit, sementara teman-temannya hanya terpana menatap kecantikan dokter Sandra itu...

Biasanya ada udang di balik batu. Tapi kali ini sang udang tidak kelihatan batang bokongnya. Yang muncul kemudian ternyata seekor lipan yang segera merayap ke pangkal paha Andre! Andre masih bersyukur lipan itu tidak mau memilih tempat hangat berjarak beberapa senti meter dari pangkal pahanya itu...

Sensasi dari tangan lembut dokter itu jelas mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan bisa lipan tersebut. Teman-teman Andre kemudian sering bertandang ke klinik dokter Sandra, sementara Andre tidak pernah mau ikut. Usut punya usut, ternyata ketika itu "CD" Andre robek pada bagian bawah! Rasa malu kemudian membuatnya tidak ingin bertemu lagi dengan dokter cantik itu....

Tetapi nasib berkata lain. Dua tahun kemudian mereka bertemu lagi. Ketika itu Sandra sedang mengambil Program Spesialis Jiwa. Mereka lalu jatuh cinta pada pandangan kedua. Mereka kemudian membuat tato mawar dengan inisial AS pada bokong kanan mereka masing-masing sebagai "tanda mata..."

***

Andre adalah cinta kedua Sandra. Tetapi orang bilang yang pertama itu selalu unforgettable. Tony adalah yang pertama mengisi hati Sandra. Sekiranya Tony masih ada di dekatnya, Sandra belum tentu juga mau berpacaran dengan Andre. Itu karena Sandra sangat mengagumi Tony yang juga dokter itu. Sandra merasa hanya Tony yang mengenal dirinya dengan baik. Sayangnya Tony sudah pergi jauh.

Sandra terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan dokter. Papanya adalah seorang dokter bedah plastik. Sandra kemudian mengikuti jejak mamanya menjadi seorang dokter spesialis jiwa. Ketika Sandra berumur 17 tahun, kedua orang tuanya berpisah. Sandra lalu tinggal bersama mamanya yang perfeksionis itu.

Sandra awalnya tidak yakin dengan pilihan mamanya untuk menjadi seorang dokter. Tetapi watak mamanya sangat keras. Dukungan dari Tony kemudian membuat Sandra mampu mengatasi semua rintangan untuk menjadi seorang dokter. Ketika menjelang berahirnya Masa Koskap, Sandra menyadari bahwa ada kemungkina dia menderita skizofrenia ringan...

Hidup memang terlihat berat bagi Sandra. Sikap otoriter mamanya, perkuliahan yang berat, penyakit yang diderita dan kehilangan figur seorang ayah membuatnya depresi berat. Untunglah ada Tony. Sama seperti Sandra, Tony lahir dari pasangan dokter yang juga adalah sahabat papa dan mama Sandra. Tetapi Tony beruntung lahir dan dibesarkan oleh keluarga yang hangat dan berbahagia...

Sandra sangat mengagumi Tony yang ganteng, pintar dan rajin itu. Sandra sangat bergantung kepada motivasi Tony. Tony bisa mengatur segalanya menjadi baik dan benar. Tetapi ada perbedaan diantara mereka. Tony seorang perfeksionis dengan cita-cita besar, yang mengukur segala sesuatunya berdasarkan prestasi yang dicapai. Sandra dengan segala keterbatasannya hanya ingin menikmati kebahagiaan bersama Tony saja, karena itulah alasannya kenapa dia masih mau tinggal di dunia ini.

Tapi nasib tak berpihak kepada Sandra. Tony akhirnya pergi ke Australia untuk menjadi seorang dokter bedah plastik yang hebat. Sandra akhirnya tersadar, dia ternyata tidak termasuk dalam rencana hidup Tony! Sandra ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Sejak itu Sandra mulai akrab dengan air mata dan obat penenang. Hanya rasa ego yang tinggi lah yang membuatnya bisa bertahan hidup.

***

Andre adalah kebalikan Tony! Andre terlalu biasa dan mainstream! Setelah tiga kali berpindah fakultas, Andre akhirnya lulus juga dan menjadi seorang akuntan. S2-nya gagal diselesaikan di Belanda karena dia tidak tahan dengan udara dingin... Kalau Tony terlihat sangat confidence dengan penampilannya, Andre justru terlihat ragu, dan suka salting kalau diperhatikan dengan serius.

 Tetapi ada sesuatu yang dimiliki Andre tapi tak dimiliki Tony. Andre hangat, sabar dan penuh perhatian. Seperti juga dengan Sandra, Andre adalah anak broken home yang dibesarkan oleh tantenya. Kehangatan dan perhatian itu selalu terlihat pada diri Andre, karena hal itu jugalah yang selalu dirindukankannya sejak kecil. Tetapi Andre tidak pernah mendapatkannya dari orang lain, termasuk dari Sandra.

Kehadiran Andre mampu membuat Sandra sejenak melupakan Tony. "Tidak ada yang salah bersama Andre." Kalau Tony sibuk dengan segala teori atau aturan-aturannya, maka hal itu tidak berlaku bagi Andre. Mengunjungi rumahnya jam 12 malam pun tidak akan membuatnya marah selama dia belum tertidur.

Ketika merasa galau di tengah malam, Sandra terkadang mengajak Andre pergi ke Puncak lalu pulang dini harinya. Biasanya mereka tidak banyak berbicara. Hanya keheningan yang menemani perjalanan mereka. Dini hari biasanya Sandra sudah ceria. Setelah sarapan mereka lalu pulang ke rumah. Kini Sandra mulai menyukai seorang Andre yang cool itu. Anak ini memang asik banget...

***

Long time no see, Sandra secara tidak disengaja bertemu dengan Tony di sebuah mini market. Tony terlihat nervous dengan penampilan lusuh akibat diputuskan pacarnya enam bulan lalu. Selain itu Tony ternyata terkena kode etik kedokteran sehingga di skors selama empat bulan. Tony rupanya sudah dua bulan di Jakarta. Diputuskan pacar dan tekanan pekerjaan membuat Tony kemudian menangis sesunggukan dipelukan Sandra.

Belum pernah sebelumnya "pria sempurna" ini menangis seperti anak kecil. Seketika Sandra yang masih cinta kepada Tony ini merasa iba. Sandra teringat kepada semua support yang dilakukan Tony kepadanya dulu. Justru pada saat-saat seperti inilah Tony butuh dukungan sepenuhnya.

Ini mungkin waktu yang tepat untuk membalas, dalam hal baik ataupun buruk. Ataupun kombinasi dari keduanya! Sandra yakin Andre akan baik-baik saja tanpa dirinya. Sandra kemudian meninggalkan Andre dan sekolahnya begitu saja, dan pergi ke Australia untuk mensupport Tony sepenuhnya.

Tetapi nasib tidak berpihak kepada mereka. Sekali lagi Sandra mendapati dirinya, ternyata tidak termasuk dalam rencana hidup Tony! Tony ternyata tidak sehebat yang mereka duga. Ketika hasil yang dicapai tidak seperti ekspektasi, maka hasilnya adalah tragedi! Tony kemudian bunuh diri dengan menembak kepalanya dengan sebuah pistol. Sandra pun kembali ke Jakarta dalam keadaan depresi berat.

Kini rasa sesal meremukkan kejiwaan Sandra yang lemah. Realita dan ilusi menjadi susah dibedakan. Sandra kehilangan dua lelaki yang mampu mengisi hatinya. Tony pergi untuk tidak kembali. Andre pasti tidak akan pernah memaafkannya ketika ditinggalkan begitu saja. Bahkan kini dia mendengar Andre telah "kehilangan dirinya" sendiri. Betapa jahatnya perbuatannya kepada lelaki yang baru saja disadarinya sebagai satu-satunya orang yang sangat mencintainya setulus hati itu...

Sandra menyadari jatuh cinta kepada Andre justru ketika mereka terpisah jauh. Setiap malam Sandra tak bisa melupakan wajah dan momen-momen ketika mereka menghabiskan waktu bersama. Hal itu pun sering menimbulkan pertengkaran dengan Tony. Terkadang Sandra ingin pulang saja. Tetapi Kini posisi mereka terbalik. Tony butuh dukungannya seperti ketika Sandra tergantung kepada Tony dulu. Kalau ditinggalkan sendiri, mungkin Tony akan bunuh diri....

Ah betapa baiknya Andre kepadanya. Dulu Sandra pernah memaksa Andre berlibur selama empat hari ke Bali. Seminggu kemudian, Andre berpindah kantor ke kawasan Kuningan. Ternyata Andre dipecat bos-nya gara-gara tetap pergi ke Bali walaupun tidak diizinkan! Ketika itu Andre menanggapinya dengan tertawa, "Bos baru lebih asik, gak cerewet..." Ah Andre, semuanya terlihat begitu simpel baginya.....

Bagi Andre perpisahan dengan Sandra itu teramat berat sehingga membuatnya depresi. Realita dan ilusi menjadi susah dibedakan. Sampai kemudian terjadi kecelakaan mobil yang membuatnya gegar otak! Bersama dokter psikiatrinya, Andre secara perlahan mencoba merajut kembali memori-memori yang hilang tersebut satu persatu agar bisa menjadi sebuah cerita yang utuh untuk memudahkan dirinya menata hidupnya kelak.

***

Dua tahun berlalu dengan cepatnya. Andre sudah pulih dan beraktivitas seperti sedia kala. Malam itu Andre duduk di pojokan sebuah cafe untuk menikmati latte-nya. Seketika matanya menatap sesosok wajah yang tidak pernah bisa pergi dari ingatannya. Sosok itu juga balas menatapnya dengan tajam, lalu menunduk lemah.

Andre segera mendekati sosok itu. Mereka kemudian saling menatap dari jarak dekat. Keduanya hanya membisu tak tahu harus berkata apa. Andre lalu memeluk sosok itu dan berbisik lembut di telinganya. "Sandra, aku kangen banget sama kamu. Kamu harus tau kalau aku gak pernah membencimu, aku selalu sayang sama kamu..." Andre kemudian terdiam, tak tahu berkata apa lagi. Emosinya menggelegak oleh rindu tak tertahankan yang tidak bisa diterjemahkannya lewat kata-kata...

Sosok itu hanya membisu. Akan tetapi pelukannya seperti tidak ingin terlepas dari badan Andre. Detak jantungnya terasa cepat menandakan emosi yang tertahan. Sepuluh menit kemudian kebisuan itu berlalu. Sosok itu kemudian berbisik lembut di telinga Andre, "Maafkan aku yang selalu menyakitimu. Aku juga sayang sama kamu, tapi aku takut jumpa kamu, maafkan aku ya dre..." suara bisikan itu kemudian berubah menjadi sebuah jeritan kecil yang menyayat hati...

Kini keduanya kembali membisu, namun emosi keduanya sudah menyatu. Irama jantung mereka saling bersahut-sahutan dalam dekapan erat, menggantikan kata-kata yang sering justru tak bermakna. Manakah yang lebih indah, keheningan dengan seribu makna atau keriuhan ribuan kata tapi tanpa sebuah makna?

Sayup-sayup terdengar lagu lawas dari Willie Nelson, You Were Always On My Mind yang dibawakan oleh penyanyi yang wajahnya mirip benar dengan Lucie Silva situ...

Maybe I didn't love you

Quite as often as I could have

Maybe I didn't treat you

Quite as good as I should have

If I made you feel second best

Boy I'm sorry I was blind

You were always on my mind

You were always on my mind

Maybe I didn't hold you

All those lonely, lonely times

Maybe I didn't tell you

I'm so happy that you're mine

All the things I should have said and done

I just never took the time

You were always on my mind

You were always on my mind

Tell me

Tell me that your sweet love hasn't died

And give me

Give me one more chance to keep you satisfied

I'll keep you satisfied...


Aditya Anggara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun