Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Solksjaer Supersub Penyelamat Setan Merah?

21 Desember 2018   19:21 Diperbarui: 21 Desember 2018   19:44 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ole Gunnar Solksjaer, sumber : mirror.co.uk

Pogba tentu saja senang bermain lebih ke depan karena membuat peluangnya untuk mencetak gol lebih besar. Namun dalam perkembangannya semuanya menjadi buruk. Lukaku kemudian mandul, dan Pogba bukanlah seorang playmaker. 

Para pelatih di EPL itu selalu tergoda untuk menaklukkan pragmatisme ala Mou ini. Caranya tentu saja bukan lewat tengah, melainkan lewat sayap!

MU kuat di tengah tetapi rawan di bek sayap dan bek tengah. Lalu "musuh-musuh" MU menyerang lewat sayap, dan kemudian mengirim umpan lambung persis di depan area kiper, dimana Smalling dan Jones sering melakukan blunder ketika menghadang umpan-umpan crossing. Statistik tidak menipu. 29 gol bersarang di gawang de Gea adalah buktinya. Padahal de Gea adalah kiper terbaik di EPL.

Itulah sebabnya Mou merengek sejak awal musim kepada pihak manajemen untuk membeli bek-bek terbaik sejagad untuk mengamankan lini belakang MU. Ketika itu pihak manajemen tidak mau mengabulkan permintaan Mou karena menurut mereka kualitas para pemain belakang MU itu semuanya berlevel internasional. Persoalan Mata dan Pogba adalah salah satu contoh dari banyaknya perselisihan Mourinho terkait strategi bermain dengan para pemainnya.

Pendekatan Solksjaer dengan Mourinho jelas berbeda. Sebagai mantan striker, Solksjaer lebih menyukai gaya ofensif. Solksjaer juga sudah memberikan jaminan yang sama kepada semua pemain untuk menunjukkan kebolehan mereka. Solksjaer juga pribadi yang hangat, sehingga bisa dipastikan kalau suasana ruang ganti pemain akan nyaman.

Namun demikian Solksjaer butuh seorang skipper yang bisa menjadi representatif Solksjaer di lapangan. Terkait strategi di lapangan, pelatih akan membahasnya dengan skipper dan mungkin beberapa pemain tertentu. Lalu skipper inilah yang kemudian menerjemahkannya kepada semua pemain lainnya. Sebab ketika pertandingan berlangsung, tidak mungkin juga pelatih bisa berbicara dengan semua pemain terkait perubahan strategi di lapangan.

Sosok pemimpin di lapangan inilah yang tidak dimiliki oleh Mourinho, van Gaal maupun David Moyes ketika menukangi MU kemarin itu. Dulu Fergie memiliki Roy Keane hingga Paul Scholes dan Ryan Giggs untuk menerjemahkan keinginan pelatih di lapangan.

Kesulitan Solksjaer lainnya adalah terkait posisi MU di klasemen. "Di atas kertas" MU berada di urutan ke-6. Artinya hanya butuh naik 2 posisi lagi agar targetnya tercapai (di urutan ke-4 pada akhir musim) Akan tetapi jangan tertipu dengan "kertas" sebab selisih poin MU itu lebih dekat ke posisi juru kunci (17 poin) dari pada ke pimpinan klasemen (19 poin) Posisi MU sekarang ini juga rawan disalip oleh klub-klub papan tengah yang tipis selisih poinnya.

Tapi yang penting bagi Solksjaer saat ini adalah menikmati "liburan natalnya" di AON Training complex, markas latihan MU dimana dia dulu menghabiskan waktunya selama sebelas tahun sebagai pemain MU disitu. Mungkin kenangan masa lalu itu bisa melecut semangat dan memberi inspirasi baru, bagaimana cara untuk mengembalikan nama besar MU

Solksjaer adalah pengagum Sir Alex Fergusson. Solksjaer akan memakai cara-cara Fergie dulu untuk mengembalikan kejayaan nama besar Setan Merah ini seperti dulu lagi.

Welcome home Ole

Aditya Anggara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun