Sebaliknya dengan Mou yang selalu bermasalah dengan para pemainnya. Apalagi Mou suka mengkritik para pemainnya dihadapan umum, hal mana sering mengundang kritikan dari banyak pihak. Mou kerap berseteru dengan pemainnya sendiri. Bukannya berkembang, kemampuan para pemain justru semakin memburuk ditangan Mou. Contohnya Pogba, Shaw, Mata, Martial, Sanchez dan Rashford.
Kedua pelatih ini sebenarnya kaya dengan taktik, tetapi memakai pendekatan yang berbeda. Bagi Pep sepak bola adalah seni yang dinamis. Gol itu sangat penting, tapi proses untuk membuat gol itu juga tak kalah pentingnya! Jadi segala taktik yang disusun Pep adalah untuk membuat permainan itu semakin atraktif.
Sebaliknya dengan Mou yang pragmatis. Bagi Mou hasil adalah segalanya, tanpa memedulikan caranya. Pendekatan Mou sebenarnya sangat sederhana, dengan basic utama adalah pertahanan rapat.Â
Strateginya adalah mencetak gol dulu, baru kemudian mengamankan hasil. Atau bertahan rapat dulu sambil melakukan serangan balik cepat. Bagi Mou menang dengan satu gol atau menang dengan lima gol nilainya itu tetap sama, yaitu sama-sama menang.
Setelah sempat terjerembab, MU kini dalam tren positif berkat tiga kemenangan beruntun di semua ajang. Hebatnya lagi kemenangan itu tanpa kehadiran striker utama, Romero Lukaku! Tanpa Lukaku, permainan MU justru lebih atraktif. Tiga penyerang MU yang dipasang Mou kemarin itu adalah Sanchez, Martial dan Lingard.
Ketiga pemain ini sejatinya adalah pemain sayap yang bisa bermain dan bertugas untuk beberapa posisi. Mereka ini bukanlah penyerang murni yang selalu mengharapkan suplai bola dari temannya.Â
Trio ini selalu bergerak membuka ruang dan menjemput bola, membuat permainan MU menjadi atraktif. Padahal kalau Lukaku bermain, permainan MU monoton karena selalu direct football dengan mengarahkan bola-bola panjang kepada Lukaku.
Akhirnya, siapakah pemenang derby Manchester kali ini? Yang terakhir tertawa tentu saja adalah pemenangnya. Di Turin, 87 menit wajah Mou kaku membisu, dan 3 menit kemudian tertawa terbahak-bahak untuk kemudian membuat gestur tubuh tak senonoh. Ketika dikecam, Mou hanya menjawab enteng, "sepanjang laga mereka itu menghinaku..."
Sebelumnya di Stamford Bridge dalam laga EPL pekan ke-9, hingga menit ke-90 wajah Mou masih sumringah ketika MU unggul 2-1 atas Chelsea. Akan tetapi semenit kemudian wajahnya menjadi murka ketika Ross Barkley berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Wajah murka itu kemudian menjadi garang dan berusaha mengejar staf pelatih Chelsea yang dianggap melakukan selebrasi dengan gestur tubuh kurang senonoh.
Ada satu hal yang menarik dari Mou ini sejak dulu. Ketika timnya menang, maka ia tak akan malu untuk mengumbar kesenangan hatinya itu kepada khalayak ramai, sekalipun hal itu mungkin kurang meyenangkan bagi pihak lain. Akan tetapi ketika timnya kalah, maka Mou juga tidak akan malu untuk memaki pemainnya sendiri, wasit ataupun memuji keberuntungan tim lawan mainnya itu.
Bagi saya pribadi, tidak ada satupun yang menarik dari sosok Mourinho ini selain dari pada lambenya itu.