Dari uraian diatas kita jadi tahu bahwa buruknya prestasi Madrid ini tidak melulu salah Lopetegui. Para pemain jelas bertanggung jawab atas kesalahan itu. Para pemain jelas tidak menjalankan strategi pelatih. Para pemain Madrid bermain seenaknya sendiri, karena mereka tahu kalaupun mereka bermain buruk, maka yang dipecat itu tetaplah sang pelatih!
Sejak dahulu permasalahan di Madrid itu adalah keseimbangan permainan. Perubahan skema dari menyerang ke bertahan selalu menjadi momok mengerikan. Itulah yang tampak dalam pertandingan El Clasico kemarin. Ketika serangan Madrid patah, itu kemudian akan menjadi serangan balik cepat bagi Barca, dan gol pun tinggal menunggu waktu saja.
Dulu Madrid punya pemain terbaik untuk posisi gelandang bertahan, yaitu Claude Makalele. Makalele selalu mampu meredam serangan ke jantung pertahanan Madrid. Namun peran Makelele ini tersamar oleh peran para bintang Los Galacticos seperti Zidane, Figo, Raul, McManaman, Morientes ketika itu.
Madrid kemudian menjual Makelele ke Chelsea karena "kaos Makelele itu ternyata kurang laku dijual!" Casemiro belum lah sebaik Makelele. Jadi Santiago Solari butuh pemain sekelas Makelele agar ada keseimbangan pada tim yang cenderung menyerang ini.
***
Hal menarik lainnya dapat kita lihat pada tim La Blaugrana ini. 30 menit babak kedua dimulai Barca menjadi bulan-bulanan Madrid, apalagi setelah Marcelo kemudian mencetak gol. Barca bermain grogi dan serba salah. Kalau sekiranya Bale yang mencetak gol, lalu ditambah gol penyama dari Benzema, maka ceritanya akan lain! Rasanya belum pernah melihat Barcelona ditekan seperti itu.
Secara kualitas dan teknis, inilah tim terbaik di Spanyol dan juga di dunia. Akan tetapi mental para pemain Barca terlihat rapuh. Entah lah atmosfir El Clasico bisa saja membuat para pemain menjadi grogi. Ini akan menjadi masalah sangat serius ketika Barca berhadapan dengan tim lain (terutama Italia) di ajang Liga Champions, dimana tim-tim Italia itu sangat kuat mental bertandingnya.
Menonton pertandingan El Clasico kemarin sangat menarik, dimana kedua tim bermain terbuka (terutama ketika Barca sudah leading 3-1) Strategi menyerang secara terbuka dari Madrid akhirnya berbuah petaka dengan kebobolan lima gol. Strategi serangan balik Barca sangat jitu, terutama ketika mereka sudah mempunyai tabungan dua gol di babak pertama.
Selamat buat Valverde dan Barcelona
Salam empati buat Lopetegui
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H