Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Djokovic dan Del Potro Jawara US Open 2018!

11 September 2018   00:02 Diperbarui: 11 September 2018   00:11 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juan Martin del Potro (Sumber : Detik Sport)

Unggulan keenam asal Serbia, Novak Djokovic keluar sebagai juara turnamen US open 2018 setelah mengalahkan unggulan ketiga asal Argentina Juan Martin del Potro. Bertanding di Arthur Ashe Stadium, Djokovic menang straight set dengan skor 6-3, 7-6 (7-4) dan 6-3. Dengan demikian Djokovic memperbaiki rekor pertemuannya dengan del Potro menjadi 15-4 dari 19 pertemuan.

Ini menjadi gelar ketiga bagi Djokovic setelah sebelumnya menjadi juara disini pada tahun 2011 dan 2015. Sebaliknya bagi del Potro yang memenangi turnamen ini sekali pada tahun 2009, membuat namanya tetap menjadi bayang-bayang petenis big-four (Federer, Nadal, Djokovic dan Murray)

Gelar juara US Open ini menjadi comeback yang manis sepanjang tahun ini bagi Djokovic setelah sempat pensiun hampir setahun demi memulihkan cedera siku yang dideritanya setahun yang lalu. Ini juga menjadi gelar Grandslam kedua bagi Djokovic sepanjang tahun 2018 setelah sebelumnya dia berhasil merebut gelar juara Wimbledon dengan mengalahkan Kevin Anderson.

Sebelum cedera, Djokovic telah lama merajai dunia tenis putra, membuat dua petenis big-four (Federer dan Nadal) memilih untuk beristirahat sementara. Namun setelah meraih gelar juara French Open 2016, prestasi Djokovic memudar untuk kemudian digantikan oleh raja baru, yang selama ini menjadi bayang-bayang Djokovic, Andy Murray.

Dua tahun Djokovic nir-gelar turnamen Grandslam dan kemudian kehilangan gelar sebagai petenis terbaik dunia. Perhatian untuk keluarga, pergantian pelatih, rasa jenuh, frustasi dan kemudian cedera siku membuat Djokovic memilih untuk beristirahat total selama setahun.

Tak lama kemudian, setelah meraih gelar juara Wimbledon 2016, Andy Murray juga mendapat cedera pinggang yang sudah lama dideritanya. Murray kemudian menyusul Djokovic untuk beristirahat total hampir dua tahun (kini baru saja memulai latihan)

Pensiunnya Djokovic dan Murray membuat Federer dan Nadal kembali "turun gunung." Mereka berdua kemudian berhasil mendulang enam gelar Grandslam untuk kemudian berbagi masing-masing tiga gelar seorang.

Comeback Federer dan Nadal serta cedera panjang Murray memacu Djokovic untuk kembali secepatnya. Walaupun awalnya berat, namun perlahan tapi pasti Djokovic mulai menemukan irama permainannya.

Tampaknya kepercayaan diri Djokovic sudah pulih kembali. Dua gelar Grandslam secara berurutan (Wimbledon dan US Open) menjadi buktinya. Setelah sempat terlempar dari jajaran petenis top, kini Djokovic sedang menapaki langkahnya untuk menjadi petenis terbaik dunia lagi.

Juan Martin del Potro (Sumber : Detik Sport)
Juan Martin del Potro (Sumber : Detik Sport)
Entah apa yang salah dengan del Potro! Petenis raksasa dengan tinggi hampir dua meter ini sudah menjuarai turnamen ini sembilan tahun yang lalu ketika dia masih berumur 21 tahun. Namun inilah satu-satunya gelar Grandslam yang diraihnya! Ketika itu di final del Potro mengandaskan harapan Federer (juara lima kali berturut-turut) sementara di semifinal sebelumnya del Potro menghajar Rafael Nadal.

Publik pun berharap banyak kepada del Potro untuk menggeser dinasti Federer dan Nadal. ketika masih remaja, del Potro adalah salah satu petenis terbaik dunia pada masa itu. Namun petenis yang masih sebaya dengan Djokovic dan Murray ini sepertinya tidak bisa naik kelas, dan tetap menjadi bayang-bayang mereka.

Cedera pergelangan tangan yang berulang kali kemudian menjadi penyebab mandegnya karir del Potro. Dia terpaksa harus menepi beberapa lama untuk pemulihan. 

Oktober 2008, untuk pertama kalinya del Potro menempati posisi 10 ATP. Pada Januari 2010 del Potro menempati ranking 4 dunia, namun dia kemudian terpaksa berhenti karena cedera pergelangan tangan.

Setahun berhenti membuat peringkat del Potro jeblok. Tahun 2011 del Potro kembali lagi ke dunia tenis dengan merangkak dari bawah. Pada Januari 2014 del Potro kembali lagi menempati peringkat 4 dunia. Akan tetapi sekali lagi del Potro mengalami cedera pergelangan tangan. Tetapi kali ini menimpa tangan kirinya! del Potro sekali lagi harus beristirahat cukup lama (hampir dua tahun...)

Tahun 2016 del Potro kembali lagi ke dunia tenis. Pada Olimpiade 2016 del Potro dengan peringkat 145 dunia itu berhasil mengandaskan Novak Djokovic (peringkat 1 dunia) di babak pertama! di babak-babak selanjutnya del Potro berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Di semifinal, akhirnya del Potro bertemu dengan Rafael Nadal. Nadal kemudian menyerah lewat pertarungan straight set!

Di babak final del Potro kemudian bersua dengan juara Wimbledon 2016, Andy Murray. Setelah bertarung lebih dari empat jam lewat pertarungan empat set yang melelahkan, del Potro akhirnya menyerah dan harus puas dengan medali perak.

Bermodalkan wild card del Potro kemudian bermain di turnamen Stockholm Open 2016. del Potro kemudian mengalahkan John Isner, Nicolas Almagro, Ivo Karlovic dan Grigor Dimitrov dalam perjalanan ke babak final. Dibabak pamungkas del Potro kemudian mengandaskan Jack Sock. Inilah gelar pertama del Potro setelah kembali dari cedera panjang.

Dua tahun setelah kembali dari cedera panjang, dan sempat berada di peringkat 145 dunia, kini del Potro berada diperingkat ke-3 dunia! Sungguh sebuah perjuangan yang sangat luar biasa dari seorang del Potro. Ketabahannya dalam menghadapi cedera parah yang berkali-kali menimpa tidak membuatnya patah semangat, dan tetap bisa untuk bangkit kembali.

Para finalis US Open 2018 ini (Djokovic dan del Potro) telah menunjukkan kepada dunia bahwa cedera, terjatuh dan kalah adalah takdir yang tak mungkin bisa dielakkan. Akan tetapi ada perbedaan besar diantara orang-orang yang menghadapinya. Yang menyerah akan disebut sebagai pecundang, sedangkan yang bangkit kembali akan disebut sebagai pejuang...

Djokovic dan del Potro adalah penyintas, pejuang yang tidak pernah menyerah kepada rasa takut, rasa sakit maupun kegagalan.

Dunia tenis kini masih menunggu kembalinya seorang mantan juara dunia yang juga telah lama menepi karena cedera. Dunia menantikan kehadiran Andy Murray untuk melihat apakah dia seorang pecundang ataukah seorang pejuang...

Bravo untuk Djokovic dan del Potro!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun