Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Balap Pilihan

Tensi Panas Jelang GP San Marino

8 September 2018   12:48 Diperbarui: 8 September 2018   13:01 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seri ke-13 MotoGP San Marino 2018 akan berlangsung di Misano World Circuit Marco Simoncelli pada Ahad besok. Sesi FP I dan II kemudian dimulai selepas Jumatan (pukul 14:00 WIB)

Pada sesi FP (Free Practice) II, Andrea Dovizioso kemudian menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 1:32,198 disusul rekan setimnya Jorge Lorenzo (1:32,356) dan Cal Crutchlow (1:32,356)

Pada FP I Marquez dan Rossi sama-sama terlempar dari posisi 10 besar. Pada FP II, kedua pembalap tersebut kemudian dapat memperbaiki catatan waktu mereka. Marquez kemudian menggapai posisi ke-5 dengan catatan waktu 1:32,537, sedangkan Rossi harus puas pada posisi ke-8 dengan catatan waktu 1:32,786.

Memang masih ada FP III yang akan digelar pada Sabtu keesokan harinya untuk memperbaiki waktu. Namun catatan waktu Marquez dan Rossi yang jeblok ini ditengarai akibat dari "insiden jabatan tangan" diantara keduanya saat sesi konferensi pers pada hari Kamis sebelumnya.

Ketika itu Marquez berusaha meminta maaf sambil mengulurkan tangannya kepada Rossi. Namun ajakan jabatan tangan Marquez itu ditolak Rossi, sambil mengatakan bahwa tidak ada masalah diantara mereka. Marquez yang kaget melihat reaksi Rossi hanya bisa tersenyum sambil tersipu malu...

Kasus GP Sepang 2015 lalu membuat Marquez dan Rossi bermusuhan. Namun berjalannya waktu kemudian membuat mereka berbaikan. Tapi Efek GP Argentina 2018 kemudian membuat keduanya bermusuhan lagi. Ketika itu Marquez membuat Rossi terjatuh. Rossi dan para fans-nya diseluruh dunia turut marah dan membully Marquez. Marquez kemudian meminta maaf, tetapi Vale (Rossi) hanya berkata sinis, "Tiada maaf bagimu..."

Pembalap Ducati, Jorge Lorenzo kemudian menyebut tingkah Rossi itu kekanakan. Tetapi Lorenzo menilai kedua pembalap saingannya itu sama-sama bersalah juga. Menurut Lorenzo Rossi bersalah karena tidak mau berjabat tangan, dan juga karena membiarkan para fans-nya untuk terus mencemoh Marquez.

Menurut Lorenzo lagi, Marquez juga salah karena mau terpengaruh dengan apa yang dilakukan Rossi. Marquez seharusnya bisa terbebas dari Rossi dan mengikuti jalannya sendiri. Memang ketika menjadi rekan setimnya di Yamaha dulu, Lorenzo sering berseteru dengan Rossi. Mereka bahkan tidak berbicara! Akan tetapi hal itu tidak pernah membuatnya terbeban dan berusaha menjabat tangan Rossi...

Tensi panas lainnya juga menimpa tim Ducati Corse. Kali ini justru Lorenzo berseteru dengan rekan setimnya, Andrea Dovizioso! Kalau kasus Marquez-Rossi adalah "senyum manis tanpa jabatan tangan" maka kasus Lorenzo-Dovi adalah "adu nyinyir" persis seperti balapan antara kampretos dengan cebongers..

Lorenzo menyebut Dovi (Dovizioso) tidak layak masuk jajaran pembalap papan atas, dan menganggap pencapaian Dovi sebagai runner-up musim lalu itu hanya kebetulan semata. Menurut Lorenzo lagi, selama bertahun-tahun membalap di MotoGP posisi Dovi berada di belakang Marquez, Rossi, Lorenzo, Pedrosa, Vinales, Stoner (jika dia masih mau membalap) dan Simoncelli (jika SuperSic itu masih ada...)

Rupanya Lorenzo masih menyimpan "rasa yang selama ini tetap ada..." terhadap Dovi. Sebelumnya Dovi menganggap cara kerja Lorenzo tak sesuai dengan Ducati. Selain itu Lorenzo juga tak bisa cepat beradaptasi dengan Desmosedici. Tahun lalu prestasi Lorenzo bersama Ducati memang ambruk bruk bruk... bak perawan kentut di sarang penyamun...

Sebenarnya bukan Dovi saja yang beranggapan begitu, sebab semua penggemar MotoGP kemudian menunjukkan telunjuknya kepada mantan juara dunia tiga kali itu! Memang sebal melihat penampilan Lorenzo sepanjang tahun 2017 lalu itu. Itu karena Lorenzo mengendarai Ducati dengan gaya Yamaha! Seharusnya pembalap menyesuaikan diri dengan motor, bukan sebaliknya!

Sepanjang 2017 lalu Lorenzo hanya bisa meratapi nasib. "Makan tak kenyang, tidur pun tak bisa lelap..." Apalagi rekan setimnya, Dovi bertarung dengan Marquez hingga seri terakhir, GP Valencia di Sirkuit Ricardo Tomo untuk memperebutkan gelar juara dunia. Ketika itu justru Lorenzo yang sengaja menghambat laju Dovi agar tidak menang... Duh Lorenzo, kamu nakal...

Rupanya tahun 2018 ini membawa hoki bagi Lorenzo. Lorenzo yang ber-shio kelinci, Elemen Api ini ternyata cengli dengan Tahun Anjing Bumi 2018! Perlahan tapi pasti peruntunganya berubah. Sehabis Imlek, tangki bensin motor Desmosedici Lorenzo kemudian diubah sesuai dengan keinginannya. Tangki bensin yang langsing itu ternyata pas dipakai ketika menikung. Astaga, selama ini tangki gendut itu ternyata menyiksa paha  dan dengkul Lorenzo...

Hoki baik dengan tiga gelar juara ditangan selama 2018, membuat Lorenzo mulai nyaman berceloteh. Apalagi prestasi Dovi juga naik-turun, sehingga bisa dilewati Lorenzo pada klasemen pembalap. Dulu Ducati dikenal sebagai motor tercepat tetapi liar di tikungan. Hanya Stoner seorang saja yang pernah menjadi juara dunia bersama Ducati! Rossi yang kepincut menjajal Ducati selama dua tahun kemudian menyerah dan balik lagi ke Yamaha.

Tapi itu adalah cerita masa lalu. Motor Ducati kini nyaris sempurna, tiada tandingan. Hal itu kemudian membuat Lorenzo pede untuk menatap balapan MotoGP selanjutnya. Sekalipun ada juara bertahan, Marc Marquez, akan tetapi kini Lorenzo dan Dovizioso yang selalu menjadi unggulan...

***

Panjang trek sirkuit Misano ini adalah 4,2 km dengan rincian 6 tikungan ke kiri dan 10 tikungan ke kanan, dengan trek lurus terpanjang adalah 530 meter. Tiga tahun terakhir Honda merajai sirkuit ini lewat Marquez (2015 dan 2017) dan Pedrosa (2010 dan 2016) Sebelumnya Rossi menjuarainya pada 2008, 2009 dan 2014 sedangkan Lorenzo pada 2011, 2012 dan 2013.

Sekalipun Honda menjadi juara 3 tahun terakhir, namun kini Ducati yang lebih diunggulkan. Hal itu juga dapat dilihat lewat hasil FP.II kemarin. Sekalipun begitu, sirkuit ini punya catatan unik. Start pertama di sirkuit ini tidak menjamin menjadi juara! Hanya Dani Pedrosa seorang (2010) pole sitter yang kemudian berhasil menjadi juara! Musim-musim selanjutnya pemegang pole sitter selalu gagal menjadi juara.

Tahun lalu Lorenzo terpental di tikungan keenam putaran keenam pada balapan yang berlangsung dalam kondisi hujan tersebut. Kali ini Lorenzo percaya kalau Tahun Anjing Bumi 2018 ini akan membawa berkah bagi pembalap ber-shio kelinci, Elemen Api tersebut...

Tareeekkk... Manggg....

Selamat menikmati balapan MotoGP San Marino...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun