Mohon tunggu...
Aditya Anggara
Aditya Anggara Mohon Tunggu... Akuntan - Belajar lewat menulis...

Bio

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Misteri dari Waring Kali Item

21 Juli 2018   18:13 Diperbarui: 21 Juli 2018   18:29 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Kali Sentiong yang populer juga dengan sebutan Kali Item itu tiba-tiba melejit di sosmed, bak mengikuti melejitnya nama beberapa artis cantik yang ikut nyaleg itu...

Apa pasal...?

Tanpa disadari oleh warga, ternyata Kali Item yang berbau dan airnya berwarna hitam itu tiba-tiba sudah mengenakan "adi busana hitam juga," rancangan dari TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan) Gubernur DKI Jakarta...

Hal itu kemudian menimbulkan pro-kontra di lini masa. Soalnya ini lah untuk pertama kalinya sebuah sungai diselimuti dengan selimut raksasa yang rencananya akan berukuran seluas 689 meter persegi itu.

Rupanya tujuan waring ini adalah untuk meniadakan (menutup) keberadaan Kali Item ini dari pandangan mata para tamu peserta Asian Games yang akan menginap di Wisma Atlet yang berada persis disamping sungai "sialan" tersebut...

Sungai, sebagaimana dengan sungai-sungai lain yang terdapat di banyak tempat diseluruh dunia, mempunyai banyak fungsi dan makna. Mulai dari fungsi ekologi, hidrologi dan juga sosial. Bagi sebagian warga, sungai menjadi sumber inspirasi untuk karya seni. Bagi sebagian warga lain, sungai menjadi saksi bisu ketika mereka mengungkapkan perasaan hati kepada sang pujaan... Jadi bagi banyak warga, Kota tanpa sungai itu memang ibarat "sayur tanpa garam..."

Ketika sungai tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, apalagi kalau sampai membuat warga kehilangan "jiwa seni mereka" ketika berada di dekat sungai tersebut, maka berarti ada yang salah dengan sungai tersebut. Baik dari segi bentuk fisik maupun dari segi fungsinya.

Sudah lama memang sungai menjadi musuh dalam selimut bagi banyak warga Jakarta. Bau tidak sedap, "pandangan yang membuat ill-feel, dan hadiah banjir adalah salah satunya. Kini bagi warga Jakarta, sungai lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya...

Ini memang masalah klasik bagi warga dan gubernurnya. Ketika masa kampanye Pemilihan Gubernur, maka "dagangan" Cagub pastilah akan menyangkut penanganan sungai ini. Demikian juga dengan harapan warga, agar gubernur yang baru kelak dapat mengatasi persoalan sungai ini dengan lebih baik lagi.

Namun harapan tinggal harapan. Permasalahan sungai ini bukannya membaik, tetapi semakin buruk. Kali Item ini dulu bau, kini pun tetap bau. Dulu mampet (tidak lancar) kini tetap mampet. Dulu hitam, kini tetap hitam (tanpa ada manisnya...) Hal ini terjadi karena pihak-pihak terkait (dan juga pejabat in-charge) tidak memahami makna dan filosofi dari sebuah sungai.

Karena tidak mengerti, maka solusi yang dipakai untuk menyelesaikan masalah adalah dengan memakai konsep pragmatis yang jauh dari nalar, dan sama sekali tidak menyentuh, apalagi menyelesaikan pokok masalah yang terjadi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun