Dalam babak final nanti, Prancis yang "sangat teknikal" itu pasti akan berusaha untuk mencari gol cepat terlebih dahulu, baru kemudian berjuang untuk "mengamankan" hasil. Skenario ini mirip dengan pertandingan Prancis-Belgia pada babak semi-final sebelumnya.
Mungkin kah Kroasia berhasil mencetak sejarah sebagai tim pertama yang berhasil menang setelah tertinggal lebih dahulu dalam empat laga knock-out yang dijalaninya?
Waktu kelak yang akan menjawabnya. Akankah rindu itu kelak berbuah manis atau menuai nestapa...
***
Adakah yang lebih Inggris daripada sepakbola Inggris?
Menurut orang Inggris sepakbola itu berasal dari Inggris. Itulah sebabnya para "bloody naive" itu mengangankan untuk membawa sepakbola yang kini singgah di Rusia itu untuk dibawa pulang kembali ke tanah Inggris. Mereka menyebutnya Football's Coming Home...
Namun kenyataannya, angan tinggal angan... Football's far away from home. Atau pesepak bola Inggris coming home without football karena trofinya sedang diperebutkan oleh Prancis dan Kroasia dalam sebuah pertandingan final bertajuk, "menjemput sebuah rindu..."
Adakah yang lebih "nyesek" daripada menonton English gentlemen bermain sepakbola?
Inggris selalu memulai pertandingan dengan meyakinkan untuk kemudian berakhir dengan kengerian! Penggemar yang menonton pertandingan-pertandingan Inggris pasti jantungnya empot-empotan sebelum wasit meniup peluit berakhirnya pertandingan.
Ketika melawan Tunisia dalam partai perdana grup, Inggris awalnya terlihat akan menghabisi Tunisia dengan banyak gol. Tunisia terlihat pasrah bak "seorang nenek yang dibegal kawanan bandit di lorong gelap nan sempit ..."
Berjalannya waktu, ternyata "nenek tadi melawan. Kawanan bandit digebuk dengan payungnya!" Untunglah pertandingan sepakbola berjalan dengan format 2X45 menit bukan 3X45 menit. Kalau tidak, maka balik Tunisia yang akan mengguyuri Inggris dengan beberapa gol lagi...