Mohon tunggu...
Yafi Nurfaizal
Yafi Nurfaizal Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa Fisip Untirta

Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi (19), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Konsumen Pengguna Layanan Streming Film Online Pada Masa Pandemi

13 November 2021   02:35 Diperbarui: 13 November 2021   02:49 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Usia

Konsumen yang berperilaku seperti yang telah dijelaskan yaitu tingkat remaja hingga dewasa. karena pada usia itulah sudah mengerti dan memahami bagaimana berlangganan layanan streaming film online. Berbeda dengan anak-anak yang tidak begitu perduli untuk berlangganan atau tidak, yang jelas mereka (anak-anak) hanya membutuhkan tontonannya bukan prosesnya.

Keinginan atau Kebutuhan?

Perlunya motivasi dalam berbisnis menjadi hal yang utama. Jika kita sebagai pemilik bisnis, menjadi hal utama untuk menyeimbangkan kebutuhan dan keinginan. Sulitnya melihat perbedaan kebutuhan dan keinginan terjadi karena kurangnya memahami secara definisi yang menjadi kebutuhan dan keinginan tersebut. 

Jika dilihat dari definisinya, kebutuhan adalah seluruh barang atau jasa yang dibutuhkan manusia untuk menunjang segala aktifitas dalam kehidupan keseharian manusia tersebut. Sedangkan, Keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap apapun baik barang ataupun jasa yang ingin dipenuhi setiap manusia pada sesuatu hal yang dianggap kurang. Keinginan tidak bersifat mengikat dan tidak memiliki kewajiban untuk segera terpenuhi. Keinginan lebih bersifat tambahan, ketika kebutuhan pokok telah terpenuhi.

Dari hasil analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa berlangganan Netflix termasuk kategori keinginan. Jika pemenuhan keinginan dilakukan maka hanya akan memberikan kepuasan saja. Sebab mengikuti keinginan dapat menuju pada perilaku konsumtif. Walaupun kebutuhan sehari-harinya telah terpenuhi,  tetap tidak dianjurkan pengeluaran yang berlebihan serta tidak bermanfaat. Maka apabila tidak terpenuhi tidak akan menimbulkan masalah bagi manusia dan individu yang bersangkutan.

Apabila konsumen terus saja melakukan pemenuhan keinginan maka akan menimbulkan kerugian bagi konsumen, karena hal tersebut apabila tidak terpenuhi tidak akan menimbulkan masalah bagi individu yang bersangkutan. Sikap memenuhi keinginan ini diperbolehkan, namun tetap hal tersebut cenderung lebih ke sia-sia, karena uang yang digunakan untuk berlangganan bisa saja digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat lainnya.

Konsumen harus belajar untuk memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Agar tetap terjadi kesejahteraan dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam kondisi ekonomi yang sedang stabil maupun sedang sulit.

*Penulis bernama Yafi Nurfaizal, Mahasiswa Semester Lima yang berasal dari program studi Ilmu Komunikasi dengan Konsentrasi Marketing Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun