Ki Anyar Malih membiarkan pukulan Umang mengenai dirinya.
'Prak' pukulan itu mengenai dada Ki Anyar Malih. Namun Ki Anyar Malih tidak bergeser sedikitpun. Tidak nampak ada rasa sakit di wajahnya. Mukanya masih terlihat tenang seperti tidak terjadi apa-apa.
Semua orang terkejut ketika tiba-tiba Umang berteriak keras menahan rasa sakit, tangannya masih menempel di dada Ki Anyar Malih.
"Waw...aduh....sakit....tolong....tolong...tangan saya tidak bisa di cabut...sakit...sakit aduh panas...ampun...ampun Ki...."
Kata Umang berteriak dengan keras. Wajahnya berubah pucat karena menahan rasa sakit yang luar biasa. Tenaganya seperti tersedot oleh suatu kekuatan gaib milik Ki Anyar Malih.
Wajah Umang berubah menjadi merah seperti terbakar oleh panas api, kemudian memucat, dan mengering. Dari tubuhnya keluar asap yang panas. Teriakannya pun mulai melemah. Sesaat kemudian dia terdiam. Umang mati dengan tubuh gosong yang menghitam.
Melihat anak buahnya tewas secara mengenaskan, Ki Jabrik bersiap untuk membalas perlakuan Ki Anyar Malih.
"ha...ha...Ki Jabrik...tahan...tahan...saya datang ke sini bukan untuk bertarung dengan kamu...tapi saya ingin bergabung dengan kelompok kamu....saya hanya sedikit memberi pelajaran kepada anak buah kamu yang tidak tahu sopan santun..." .
Ki Jabrik mendesahkan nafas,
"Hah....Ki Anyar Malih...tolong kamu tidak berbuat onar di sini..."
"Ha..ha...tidak...Ki jabrik...kamu tenang saja...saya tidak akan berbuat onar di sini...sudah saya katakan bahwa saya datang ke sini karena mau bergabung dengan kamu...." Kata Ki Anyar Malih.